GUNUNG SELOK memang tak setenar Srandil. Tetapi Gunung Selok yang terletak di Desa Karang Benda, Cilacap, mempunyai empat gua yang dianggap unik dan dianggap keramat. Banyak orang yang datang ke sana dengan alasan bermacam-ragam. Ada yang datang untuk bersemedi dengan harapan bisa jadi kaya, mendapat kedudukan tinggi, atau mendapatkan jodoh. Tetapi ada pula yang datang sekedar melihat-lihat. Untuk memenuhi kehendak “enteng jodoh” tak mudah dilakukan. Selain harus menempuh jalan relatif sulit, gua yang harus dimasuki juga tergolong seram. Harus berbekal ekstra keberanian dan ketangkasan. Sebab air yang berasal dari mata air di dalam gua, dikabarkan bisa membuat orang awet muda. Menurut Susila, seorang juru kunci, air yang keluar dari sumber di dalam gua-gua tersebut juga bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Keempat gua alami yang masih gelap gulita itu diberi nama Gua Rahayu, Gua Bandung, Gua Nagaraja, dan Gua Lawa. Dinamai Gua Lawa, karena terdapat ribuan kelelawar hidup di dalamnya. Uniknya apabila kita masuk pada pagi hari kita bisa bebas jalan darat sampai ke mulut gua. Tetapi jangan kaget apabila kita keluar dari gua di depan gua sudah tergenang air laut selatan. Maklum air pasang surut biasa terjadi di pantai-pantai laut selatan. Oleh karena itulah, perlu memahami soal pasang surut air laut. Kalau kita belum paham kita mesti mengikuti petunjuk juru kunci atau pemandu yang ada di wilayah itu. Ada beberapa gua yang bebas. Artinya setiap orang bisa keluar masuk tanpa biaya. Tetapi ada pula gua yang diberi pintu dan selalu terkunci. Konon apabila ada yang akan masuk harus memberi tahu juru kunci gua dan diwajibkan membayar biaya yang cukup tinggi. Sebut saja Gua Sabdopalon-Noyogenggong. Dan gua-gua ini memang diperuntukkan untuk orang-orang yang berkeinginan aneh. 'Nyebal pakem' kata seorang juru kunci yang enggan disebut namanya. Untuk masuk ke gua orang harus membawa lampu senter atau petromaks. Lorongnya dalam dan gelap gulita serta menyesatkan. Bisa-bisa orang yang masuk tanpa pemandu hanya jalan-jalan berkutat di dalam gua itu. Banyak paranormal atau orang-orang yang bergelut di bidang supranatural yang melakukan semedi di dalam gua guna mencari “ilmu”. Oleh karena itu, juru kunci di sana membuatkan kamar-kamar khusus di dalam gua untuk mereka yang ingin bersemedi semalaman atau lebih. Sedangkan bagi mereka yang ingin bersemedi beberapa saat saja, dapat memilih tempat sekehendak hati mereka. Di atas gua-gua tersebut, di puncak gunung, terdapat tiga makam keramat yang dibangun dan dirawat dengan baik. Ketiga makam tersebut diyakini penduduk dan mereka yang datang sebagai makam Eyang Lengkung Kusuma, makam Eyang Lengkung Cuwiri, dan makam Eyang Wisnu. Aneh dalam jagad pewayangan nama-nama ini dikenal sebagai sebutan untuk Prabu Baladewa, Petruk, dan Prabu Kresna. Walaupun tidak jelas benar siapa mereka dan bagaimana makam mereka bisa dianggap keramat, tapi pada kenyataannya setiap malam Jumat Kliwon dan malam Selasa Kliwon, makam tersebut banyak dikunjungi para peziarah yang minta berkah. Dari ketiga makam tersebut, yang paling banyak dikunjungi dan paling dipercaya dapat memberikan berkah adalah makam Eyang Lengkung Kusuma. Makam Eyang Lengkung Kusuma, Lengkung Cuwiri, dan Eyang Wisnu terletak di kompleks yang kerap dinamakan sebagai Jambe Pitu. Sebab di sekitar itu tumbuh pohon Jambe sebanyak 7 pohon. Uniknya, di kompleks ini ada kamar khusus, kamar semedi yang di atas pintunya tergantung foto, mantan Presiden Soeharto bersama Romo Diyat, seorang kasepuhan dari Semarang. Sementara tidak jauh dari lokasi itu juga didapati gua yang tak kalah uniknya yang di dalam gua dilukis gambaran Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Dan orang yakin di situlah petilasan Eyang Ismaya atau Semar. Nama kompleks ini adalah Jambe Lima, lantaran ada lima pohon jambe. Juru Kunci mengatakan bahwa banyak pejabat, pengusaha , dan juga selebriti dari Jakarta yang ziarah ke sana. Umumnya mereka yang permintaannya terkabul datang lagi memberikan sumbangan yang cukup berarti untuk memperbaiki dan merawat makam tersebut. Ada indikasi banyaknya permintaan yang terkabul melihat bangunan makam yang lumayan bagus dan terawat dengan baik. Mereka yang masuk ke makam haruslah benar-benar punya niat ziarah. Jika hanya ingin melihat-lihat saja, juru kunci tidak akan mengizinkannya. Untuk berziarah, seseorang diharuskan memenuhi tiga syarat. Pertama adalah niat yang baik, percaya akan alam ghaib, dan membawa sebungkus kembang. Bungkusan kembang berisi bunga tiga warna, kemenyan atau dupa, dan sekapur sirih. Bungkusan tersebut harus diserahkan kepada juru kunci sebagai syarat untuk bisa kontak dengan arwah Eyang Lengkung Kusuma atau yang lainnya. Atau hanya sekedar refreshing, menjernihkan otak yang sarat beban kehidupan.(indospiritual.com)
|