PEMERINTAH Kota Palembang terus berupaya untuk melakukan penataan di beberapa lokasi kawasan kumuh. Empat lokasi menjadi prioritas untuk dibenahi dan ditata, yakni kawasan 3-4 Ulu, Kelurahan 5 Ulu, Kelurahan Tuan Kentang dan pinggiran Sungai Musi. Hal ini diungkapkan Walikota Palembang, Ir H Eddy Santana Putra MT, usai menerima penghargaan
Penataan Kawasan Kumuh Terbaik yang diserahkan oleh Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi di Zona C Studio 1 Indosiar, Jakarta, kemarin (28/2). Menurut Eddy, selama ini Pemkot Palembang sudah melakukan penataan kawasan kumuh khususnya di kawasan 3-4 Ulu. Diantaranya, dengan membangun rumah khusus untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Namun, menurutnya masih belum selesai. “Kita ingin melakukan penataan secara total di kawasan tersebut. Salah satunya dengan memperbaiki rumah-rumah warga yang masih rendah. Pasalnya, saat Sungai Musi pasang seperti sekarang ini, banyak rumah warga terendam. Seharusnya, rumahnya ditinggikan. Begitu juga dengan warga yang tinggal di 5 Ulu, Tuan Kentang dan pinggiran musi,” jelasnya. Empat lokasi ini menjadi prioritas, lanjut Eddy, karena jumlah pemukiman di kawasan tersebut sudah cukup padat. “Alhamdulillah, keberhasilan Palembang meraih penghargaan penataan kawasan kumuh terbaik ini, akan memotivasi kami untuk terus menata kota agar terlihat lebih rapi dan tentunya masyarakat yang tinggal lebih nyaman dan sehat,” ungkapnya. Namun, diakui Eddy, untuk membenahi kawasan kumuh pihaknya terkendala pembebasan lahan. “Kami ingin membangun rumah transit. Dimana nantinya, warga akan sementara tinggal disitu selama rumahnya diperbaiki. Tapi, memang kita kesulitan mencari lahan. Sekarang sudah ada rencana pembangunan rumah transit di 5 Ulu. Tapi tetap masih membahas pembebasan lahannya,” paparnya. Bukan hanya pemukiman, tambah Eddy, penataan kawasan kumuh juga meliputi lingkungan di sepanjang Sungai Musi. Karena itu, dia mengharapkan agar walikota terpilih nanti tetap meneruskan pembangunan turap (retaining wall) di sepanjang Sungai Musi. “Sekarang mungkin sudah 2 km yang dibangun retaining wall. Nah, saya inginnya nanti bisa terus sampai Boom Baru. Saya harapkan walikota selanjutnya, bisa meneruskannya,” harapnya. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Palembang, Syafri Nungcik mengatakan, penataan kawasan kumuh memang menjadi prioritas untuk pembangunan Kota Palembang saat ini. “Memang cukup banyak berada di kawasan Seberang Ulu. Seperti 3-4 Ulu, 5 Ulu, Tuan Kentang dan pinggiran musi. Sekarang sudah mulai, tapi belum selesai. Nanti, kalau sudah baru akan diteruskan ke 7 Ulu dan lain-lain,” bebernya. Terpisah, Menteri Dalam Negeri RI, Gamawan Fauzi mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi kepada 12 kota di Indonesia yang sudah melakukan upaya untuk penataan pasar tradsional, sanitasi, drainase, persampahan, ruang terbuka hijau dan penataan kawasan kumuh. Kota-kota tersebut diantaranya, Palembang, Payakumbuh, Yogyakarta, Pekalongan, Blitar, Tangerang, Malang, Probolinggo, Balikpapan dan Belitung. “Penilaian dilihat dari beberapa aspek, diantaranya partisipasi pemerintah dan masyarakat, dampak yang ditimbulkan dan aspek pendanaan. Saya harap, dengan penghargaan ini, kepala daerah dapat lebih baik lagi dalam melakukan penataan kota di segala bidang,” harap Gamawan.(ika)
|