PALEMBANG - Minimnya pertumbuhan awan diatas menjadi salah satu penyebab suhu panas di Palembang akhir-akhir ini. Bahkan, suhu udara mencapai 34 derajat celcius. Namun, suhu ini masih belum tergolong panas ekstrem, meskipun panas terasa sangat terik. Kasi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi SMB II BMKG Sumsel
Agus Santosa mengatakan, selain awan minim, panas juga disebabkan angin yang bertiup di daerah lapisan awan sangat kencang, sehingga tidak ada lagi penghalang sinar matahari. "Angin kencang bertiup ke selatan Pulau Jawa dan daerah Barat Australia," ujar Agus. Kecepatan angin yang bertiup diatas daerah lapisan awan, lanjutnya mencapai 10 knot. Sementara di bawah angin sangat rendah. "Di ketinggian 3000 kaki itu anginnya mencapai 10 knot, nah kalau dibawah nggak sampai, hanya semilir saja,"terangnya. Akibat angin yang bertiup kencang tersebut, tambah dia, pembentukan awan yang dapat menghalangi sinar matahari menjadi terganggu. Saat ini, kata Agus, masih berada pada musim hujan dan akan berlangsung hingga Mei mendatang. "Sampai Mei masih ada hujan tapi ada dinamikanya, kadang hujan dan kadang panas,"imbuhnya. Ia menambahkan, suhu yang disebut ekstrem yakni mencapai diatas 35 derajat, namun beberapa hari terakhir jika dilihat dari rata-rata tinggi absolut masih dibawah 35 derajat. Sementara Desy, Warga Kenten mengaku, cuaca panas cukup menyengat akhir-akhir ini. “Iya sangat panas sekali, biasanya memang panas tapi sekarang ini sinar matahari seperti langsung ke kulit. Jadi, terasa sangat gerah. Ya, kalau cuaca panas seperti ini, lebih baik diam di rumah saja,” katanya. (dio)
|