GHA BASTARI – Pengusutan kasus dugaan korupsi pembangunan jalan menuju Pondok Pesantren (Ponpes) Jami’atul Khoiriyah, dilakukan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya (PU CK) tahun anggaran 2011, terus bergulir. Proyek di Jalan Mayzen, Lorong Abadi, Kecamatan Kalidoni itu, diduga merugikan negara senilai Rp 200 juta.
Setelah menetapkan bapak anak, Trianto dan Chairudin (Selaku rekanan PU CK yaitu Kuasa Direktur CV Agro Sintesa,red), kini penyidik Kejari Palembang kembali menetapkan satu tersangka. Adapun tersangka itu, Ar selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), yang juga merupakan salah satu pejabat di Dinas PU CK Sumsel.
‘’Penetapan sebagai tersangka mulai berlaku sejak hari ini (kemarin,red). Dan ini dilakukan setelah kita memeriksa secara marathon terhadap belasan saksi, yang diduga mengetahui proyek tersebut,” jelas Kajari Palembang Nanang Sigit SH MH, didampingi Kasi Intel Asep Sontani S SH MH, ditemui di ruang kerjanya, kemarin (01/03).
Dikatakan Nanang, dari pemeriksaan tersangka Trianto dan Chairudin, mengarah keterlibatan tersangka Ar, hingga pihaknya melakukan pemeriksaan dan langsung bergerak cepat. Setelah diperiksa, terlihat indikasi adanya dugaan keterlibatan tersangka Ar dalam kasus ini. ‘’Bahkan, darisini ada kemungkinan keterlibatan dari Dinas PU CK lain. Namun, untuk lebih jauh, masih menunggu hasil pemeriksaan,” katanya.
Diteruskan Nanang, untuk dugaan keterlibatan Kadina PU CK Sumsel, belum ada dan saat ini yang bersangkutan masih sebagai saksi. Namun, bukan tidak mungkin jadi tersangka. Jika dalam pemeriksaan nantinya, ada indikasi keterlibatan Kadinas selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). ‘’Semuanya bisa saja terjadi. Yang jelas, bila memang ada bukti kuat, tapi ini semua harus jelas. Sampai saat ini, dari Dinas PU CK baru satu orang ditetapkan sebagai tersangka,” ungkapnya.
Sedangkan Kasi Intel Asep Sontani, mengaku dari total proyek itu sebesar Rp 700 juta dan lunas dibayarkan. Kenyataannya, pelaksanaan proyek pembangunan jalan hanya terealisasi sekitar 70 persen dari total pembangunan yang mencapai panjang 800 meter. Artinya yang dikerjakan diduga hanya sekitar 700 meter.
Bahkan, untuk volume atau ketinggian jalan yang harusnya dibangun 15 centimeter, sementara nyatanya dibangun sekitar 11-12 centimeter saja. ‘’Semua anggaran untuk pelaksanaan pembangunan sudah dibayar secara penuh,” terang Asep, didampingi Kasi Pidsus Sanusi SH.
Untuk kelengkapan berkas pemeriksaan, tambah Asep, pihaknya akan terus melakukan pemeriksaan terhadap semua pihak yang terkait. ‘’Tidak menutup kemungkinan, ada keterlibatan tersangka lainnya. Dan ini yang sedang dibidik oleh Kejari Palembang,” tambahnya. (vot)