PALEMBANG - Masalah kemacetan di Kota Palembang, tampaknya menjadi Pekerjaan Rumah (PR) yang hingga kini tak kunjung mendapatkan penyelesaian. Sebagaimana diketahui, di Kota Palembang ada beberapa titik kemacetan yang menyebabkan antrean kendaraan hingga berkilo-kilo meter. Seperti terjadi di depan Makodam II/Sriwijaya dan depan SD Muhammadiyah 1 Palembang.
Pantauan koran ini di depan Makodam II/Sriwijaya, kemacetan terjadi lantaran sejumlah kendaraan roda empat menjemput pelajar yang hendak pulang sekolah. Kemacetan terjadi dari arah RSMH menuju Simpang Sekip. Tak hanya mobil pribadi, bahkan sejumlah angkot dan bus kota pun turut parkir menanti pelajar tersebut. Kemacetan juga disebabkan oleh banyaknya kendaraan dari arah berlawanan yang ingin menyeberang masuk ke jalan di samping SD Baptis. Belum lagi, tak jauh dari pusat kemacetan terjadi juga sejumlah kendaraan yang ingin berputar balik arah dari RSMH menuju Mapolda Sumsel. Hal ini juga terjadi di depan SD Muhammadiyah 1 Palembang, sejumlah kendaraan antre yang panjangnya mencapai kiloan meter. Kondisi ini terjadi hampir setiap hari dan meresahkan sejumlah pengguna jalan lainnya. Tak pelak, peristiwa ini tak sedikit membuat pengguna jalan emosi terlebih bagi mereka yang sedang diburu waktu untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Seperti diungkapkan salah seorang pengguna jalan, Vito, dirinya hendak menuju Plaju untuk urusan tertentu. Lantaran terjebak macet di depan Makodam II/Sriwijaya, pria yang kesehariannya berprofesi sebagai polisi ini terpaksa menahan sabar, karena dirinya tidak bisa berbuat apa-apa. “Nak cakmano lagi, njingok jalan macet cak ini, padahal aku ado gawean di Plaju. Mano panas pulo hari ini rasonyo sampe ke ubun-ubun. Kendaknyo tu, pemilik mobil ni mikirke pengguna jalanlah jangan lemak dewek,” ungkapnya. Selain di lokasi tersebut, kemacetan juga terjadi di depan RM Pagi Sore Bungaran Kertapati. Kemacetan di lokasi ini terjadi lantaran banyaknya Angkot dan bus kota jurusan Indralaya yang antre menunggu penumpang, padahal ruas jalannya sempit. Keadaan diperparah, karena tak jauh dari pusat kemacetan ada simpang empat yang menghubungkan wilayah Plaju, Jakabaring dan Kertapati. Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perhubungan Kota Palembang, H Masripin mengatakan, pihaknya sudah berulang kali memberikan teguran kepada pengendara sekaligus pengelola tempat yang sering menjadi lokasi parkir berlapis ini, agar tidak melakukan parkir berlapis lagi. “Memang padatnya saat jam-jam tertentu, tapi itu sangat mengganggu. Karena itu, kami akan lebih intensifkan lagi pengawasan tentunya bekerja sama juga dengan instansi lain seperti kepolisian,” bebernya. Terpisah, Wali Kota Palembang, H Eddy Santana Putra mengatakan, secara bertahap pemerintah akan mengurangi parkir di pinggir jalan. “Kita buat parkir khusus seperti gedung parkir. Agar pengawasannya lebih optimal,” ujar Eddy. Ia mengakui persoalan parkir ini cukup pelik. “Kita pernah kerja sama dengan swasta, tapi ternyata hasilnya kurang maksimal. Karena itu, sekarang saya minta Dishub untuk lebih memperketat pengawasan, khususnya untuk juru parkir,” kata Eddy. Ia berharap keberadaan gedung khusus parkir, selain mendongkrak retribusi untuk pendapatan daerah, bisa mengatasi kemacetan terutama di jalan protokol. (ety/ika)
|