
Bila Biksu Tergoda Mabuk dan Judi |
![]() |
![]() |
![]() |
Sunday, 13 May 2012 17:10 |
ENAM pemimpin dari orde Buddha terbesar di Korea Selatan keluar setelah cuplikan video rahasia menunjukkan beberapa biksu bermain judi, merokok, dan mabuk. Skandal ini meletup beberapa hari sebelum hari libur nasional Korea, yang merayakan kelahiran Sang Buddha, hari paling suci dalam kalender keagamaan mereka. Pemimpin orde Jogye, yang memiliki sekitar 10 juta penganut, atau sekitar seperlima dari populasi Korea Selatan, membuat permintaan maaf terbuka ke publik, dan mengakui "pertobatan-diri". Jaringan TV Korea menayangkan rekaman sejumlah biksu yang bermain poker, merokok, dan minum minuman keras, setelah berkumpul di sebuah hotel mewah di sisi danau pada akhir April lalu, saat mengikuti layanan memorial. Yang fantastis adalah, mereka cukup gayeng berjudi. "Taruhannya selama 13 jam bermain kartu lebih dari 1 miliar won (US$ 875 ribu)," kata Seongho, seorang biksu senior, kepada Reuters Jumat 11 Mei 2012. Dia telah melaporkan insiden judi itu kepada para jaksa. Judi di luar kasino-kasino yang terdaftar dan judi balap kuda adalah kegiatan ilegal di Korea Selatan dan sangat diharamkan oleh para pemimpin agama. "Pada dasarnya, ajaran Buddha mengatakan jangan mencuri. Lihat apa yang mereka perbuat, mereka menyalahgunakan uang dari umat untuk berjudi," kata Seongho. Perilaku para biarawan yang seharusnya menjaga diri itu telah menyebabkan media-media Korea Selatan berspekulasi ihwal terbelahnya otoritas dalam orde itu. Yang pasti, Seongho mendapatkan peranti penyimpan yang berisi sebuah klip video dari kamera tersembunyi di hotel tempat pesta itu. Seongho tak akan menyebutkan siapa sumbernya karena ada ancaman terhadap dirinya baru-baru ini. (tmp/rtr/net/md) |