Resah BBM Naik Barang Tak Terbeli
Jakarta, Palembang Pos.- Meroketnya inflasi sepanjang Januari-Maret 2013 berimbas pada redupnya optimisme pebisnis maupun konsumen. Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, redupnya optimisme itu tecermin dari Indeks Tendensi Bisnis (ITB) dan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) hasil survei BPS pada triwulan I-2013. ”Optimisme pebisnis dan konsumen memang masih ada, tapi tidak seoptimistis triwulan sebelumnya,” ujarnya kemarin (6/5). Data BPS menunjukkan, ITB pada triwulan I-2013 tercatat 102,34. Sedangkan ITK tercatat 104,70. Sebagai gambaran, angka patokan ITB dan ITK adalah 100. Jika hasil survei menunjukkan angka di atas 100, berarti masih optimistis. Sedangkan jika di bawah 100, berarti pesimistis. Meski masih di atas 100, angka ITB dan ITK pada triwulan I-2013 tersebut lebih rendah dibanding ITB dan ITK pada triwulan IV-2012 yang sebesar 105,29 dan 108,63. Suhariyanto menyebut, dalam survei ITB yang melibatkan 2.500 responden pimpinan perusahaan besar dan sedang, pelaku usaha di sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan merupakan kelompok dengan optimisme paling tinggi (ITB 112,26). ”Artinya, pelaku usaha melihat prospek bisnis di sektor ini bagus,” jelasnya. Sektor lain yang menunjukkan potensi peningkatan bisnis adalah pertambangan dan penggalian; pengangkutan dan komunikasi; serta keuangan, real estate, dan jasa perusahaan. Adapun sektor yang mengalami penurunan prospek bisnis adalah industri pengolahan; jasa-jasa; konstruksi; perdagangan, hotel, dan restoran. Penurunan paling besar terjadi pada sektor listrik, gas, dan air bersih. Bagaimana dengan triwulan II-2013? Suhariyanto mengatakan, berdasar survei ITB dan ITK, optimisme pebisnis dan konsumen pada triwulan II lebih tinggi dibanding triwulan I-2013. ”Ini tecermin dari ITB 106,27 dan ITK 108,82,” ujarnya. Namun, dia mengakui, ketika survei ITB dan ITK dilakukan pada Maret 2013, isu kenaikan harga BBM masih samar-samar. Sebab, ketika itu Presiden SBY belum mengeluarkan pernyataan bahwa harga BBM pasti naik. ”Kalau saat itu pemerintah sudah memastikan harga BBM (subsidi) akan naik, optimisme pebisnis dan konsumen saya kira tidak akan setinggi itu,” katanya. Setali tiga uang dengan nasional, kepercayaan konsumen Jatim pada triwulan I tahun ini juga menurun. Merujuk data BPS, ITK Jatim periode Januari-Maret 2013 tercatat 105,5 atau lebih rendah di banding kuartal IV tahun lalu yang masih 107,51. Kepala BPS Jatim Irlan Indrocahyo mengatakan tingkat optimisme konsumen pada kuartal I tidak seusai perkiraaan sebelumnya. ”Melemahnya ITK pada awal tahun ini karena tidak ada momentum yang bisa mengangkat kegiatan ekonomi. Akhir tahun, ada Natal dan momen pergantian tahun,” ujarnya kemarin. Secara terpisah, ekonom Danareksa Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, hasil IKK April 2013 menunjukkan penurunan 1 persen dari 93,4 pada Maret 2013 menjadi 92,4. Hal ini dipicu kekhawatiran masyarakat atas potensi lonjakan harga bahan pangan akibat kenaikan harga BBM. ”Pada akhir April, pemerintah memang sudah memberi sinyal kenaikan harga BBM,” ucapnya. (owi/dio/oki)
|