Tahun ini Tembus 332 Miliar Batang
JAKARTA - Cukai yang naik setiap tahun rupanya tak mampu mengerem produksi rokok. Buktinya jumlah rokok yang diproduksi terus membubung tinggi. Dirjen Bea Cukai Kementerian Keuangan Agung Kuswandono mengatakan, produksi rokok tahun ini diperkirakan mencapai 332 miliar batang yang terdiri atas sigaret kretek tangan (SKT), sigaret kretek mesin (SKM), dan sigaret putih mesin (SPM). ”Jika ditambah produksi hasil tembakau lain jumlahnya bisa 341 miliar batang,” ujarnya Rabu lalu (5/6). Menurut Agung, tingginya produksi rokok terkait dengan jumlah konsumsi yang juga terus naik. Apalagi, lanjut dia, produsen rokok kini tengah melakukan ekspansi besar-besaran. ”Informasi yang kami dapat dari daerah, setidaknya empat perusahaan besar akan melakukan ekspansi,” katanya. Data Ditjen Bea Cukai (DJBC) menyebut, pabrik rokok Wismilak yang berbasis di Surabaya akan mengoperasikan tambahan mesin baru pada semester II 2013 yang memiliki kapasitas produksi sekitar 1,5 miliar batang per tahun. ”Ini akan meningkatkan produksi mereka 20 persen,” sebut Agung. Lalu informasi dari Kanwil DJBC Jateng dan DI Jogja menyebut, Djarum Kudus menambah 2 lini produksi rokok. Mesin-mesin produksi tersebut sudah diinstalasi sehingga kapasitas produksi SKM akan meningkat menjadi 15.000 batang per menit. ”Djarum Kudus juga merencanakan sistem shift kerja 24 jam,” ucapnya. Pemain besar lainnya, PT HM Sampoerna Tbk berencana membuka pabrik rokok baru di Purwokerto serta Pasuruan. Sedangkan PT Gudang Garam Tbk membangun pabrik-pabrik baru di Pasuruan dan Gresik. ”PT HM Sampoerna Pasuruan juga menambah jam kerja,” ujarnya. Data lain dari Kanwil DJBC Jatim II juga menyebutkan PT HM Sampoerna membangun pabrik baru di Madiun dan Panarukan. Pabrik di Panarukan tersebut sebagian besar produksinya adalah SKT Dji Sam Soe yang mempunyai golongan tarif cukai paling tinggi. ”Pabrik baru tersebut akan mempekerjakan sekitar 7.000 orang tenaga kerja dengan jam kerja yang lebih panjang melalui 2 shift,” jelasnya. Dengan berbagai rencana ekspansi dari pemain rokok besar tersebut, lanjut Agung, DJBC optimistis mampu mencapai target penerimaan cukai yang dalam RAPBN Perubahan 2013 dipatok Rp 103,73 triliun. ”Dengan langkah optimalisasi, mudah-mudahan target itu bisa terlampaui,” katanya. (owi/oki)
|