KARENA merasa dirinya bisa membantu orang, membuat Mang Juhai malu sendiri. Apa yang terjadi dengan Mang Juhai kali ini, kita ikuti saja ceritanya. Siang itu, Mang Juhai sedang asyik keliling menaiki sepeda motor bututnya. Tiba-tiba ia kaget melihat kerumunan orang di pinggir jalan. Karena penasaran, Mang Juhai menghentikan laju motornya dan mendekati keramaian tersebut. Tampak disana terjadi kecelakaan tabrak lari, yang korbannya sedang dalam keadaan pingsan. Korban sedang ditolong seorang wanita muda yang ada disana. Merasa kasihan dan iba, Mang Juhai mendekati korban dan berkata kepada wanita yang sedang merawat korban kecelakaan itu. “Maaf ye, biso minggir dikit dak,” tanya Mang Juhai kepada wanita yang sedari tadi merawat korban kecelakaan. Mendengar itu, wanita itupun menjauh dan membiarkan Mang Juhai mendekati korban. “Pacaklah aku yang nangani budak ini, aku ni dulunyo Pramuka. Jadi soal P3K, aku jagoknyo,” kata Mang Juhai menyombongkan diri. Sudah cukup lama Mang Juhai mengurus korban kecelakaan itu, tapi tetap tidak ada perubahan. Bahkan masih terlihat sama, sewaktu Mang Juhai belum datang. “Cem mano mang, pacak dak nyadarken korban tu,” tanya warga yang mulai geram. “Sabar lur…,” kata Mang Juhai singkat, namun mulai panik. “Maaf… anda butuh dokter,” tanya wanita yang tadi merawat korban. “Yo… kito panggel dokter bae, mungkin korban ni parah lukonyo,” kata Mang Juhai. “Tenang pak… kalu kamu butuh dokter…, aku lah wongnyo,” kata wanita cantik itu sambil menunjuk dirinya. Mendengar itu, Mang Juhai merasa malu dan tercengang, ternyata wanita yang diusirnya, rupanya seorang dokter. Pelan-pelan Mang Juhai menjauh dari keramaian dan kabur. Hahahah… Ruponyo yang kamu usir tadi dokter, sedangken kamu Cuma bekas pramuka. Laju malu dewek kamu mang. (emma)
|