Sawah Tadah Hujan Kekeringan Martapura, Palembang Pos.- Curah hujan yang tak menentu, berdampak pada kondisi sawah tadah hujan yang mulai mengering. Salah satunya, terlihat pada sejumlah areal persawahan tadah hujan di Kecamatan Bunga Mayang OKU Timur (OKUT). Beberapa petani mulai ketar-ketir. Bagaimana tidak, sejak tiga pekan terakhir, umur benih padi sudah waktunya ditanam. Namun karena kondisi sawah kering maka belum bisa dilakukan penanaman. Hal ini tentu menimbulkan permasalahan baru bagi petani sebab kebutuhan air sangat penting guna kelangsungan tanaman padi. “Kalau sawahnya kering, kami tak bisa menanam padi,” Tini, petani tadah hujan,warga asal Desa Negeri Ratu Baru Bunga Mayang, kemarin. Dikatakan Tini, saat ini cuaca panas justru makin menjadi bahkan sejak seminggu terakhir hampir tidak ada hujan. “Kita petani jadi gelisah sebab sangat berharap hujan segera turun. Soalnya umur bibit padi sudah lebih dari 20 hari dan waktunya ditanam,” tandasnya. Keluhan yang sama juga dikatakan Iswan, petani tadah hujan lainnya. Iswan mengaku, dirinya terpaksa menyewa Genset (Pompa air) guna melanjutkan membajak sawah (Traktor) hingga menunggu hujan turun. “Saya terpaksa menyewa pompa air untuk mengairi sawah agar bibit padi yang harusnya segera ditanam tidak ketuaan,” ucapnya. Selain itu, dirinya terkendala tak adanya kawasan irigasi di desanya yang bisa digunakan untuk mengairi sawah. “Di Kecamatan Bunga Mayang ini, hampir semua petani padi mengandalkan pertanaman dari sawah tadah hujan. Jadi kalau kekeringan seperti ini ya kita jadi kesulitan air,” ujarnya. Terkait biaya sewa pompa, diterangkan Iswan, mereka menyewa secara berkelompok dengan sistem pemkaian bergiliran. “Namun saat ini, rata-rata petani mulai mengeluh sebab harga minyak bensin mahal karena secara tak langsung biaya sewa satu jam yang tadinya Rp10 ribu, sekarang malah naik menjadi Rp20 ribu,” tukasnya. (rob)
|