Harlah NU di OKUT Dihadiri Khofifah Martapura, Palembang Pos.- Perbedaan dalam Islam seharusnya tidak menjadi akar perpecahan namun harus dipandang suatu kekayaan pemikiran yang bisa menyatukan Islam demi kebersamaan umat. Demikian dikatakan Ketua PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Khofifah Indar Parawansah saat menghadiri pengajian akbar memperingati Harlah Muslimat NU ke-66, di Lapangan Desa Yosowinangun, Belitang Madangraya, OKU Timur (OKUT), Jumat (18/5) malam. Dalam Harlah yang bertema mengawal NKRI dengan pendekatan, keadilan dan kesejahteraan tersebut, Khofifah menambahkan, perbedaan dalam Islam harus dikesampingkan untuk menjadi sebuah kebersamaan. ”Dalam kesempatan ini, saya juga mengajak kepada warga NU, untuk menjaga persatuan dan lebih mengkedepankan gagasan dan pemikiran yang membangun demi kemajuan umat,” ucapnya. Terkait eksistensi NU sendiri, dikatakan Khofifah, hal itu sudah direncanakan sejumlah kyai dan ulama sejak 10 tahun sebelum Indonesia merdeka. “Saat itu para kyai dan ulama menggagas untuk mendirikan sebuah Negara darussalam (damai) bukan negara Islam. Itu dilakukan karena mengharapkan agar Indonesia menjadi damai,” ungkapnya. Khofifah juga berpesan agar perbedaan antara sesama umat Islam tidak dijadikan sebagai jarak karena dalam membangun negara diperlukan adanya kebersamaan dan persamaan. “Jadi mulai saat ini marilah kita lakukan hal-hal positif bersama tanpa melihat perbedaan yang ada agar apa yang telah dicita-citakan pendiri NU tercapai,” pesannya. Tak hanya itu, Khofifah juga berpesan kepada ribuan muslimat NU untuk menjaga akhlak terutama bagi generasi penerus. Karena kata dia, saat ini akhlak penerus sudah sangat memprihatinkan, ribuan bahkan jutaan perempuan sudah berani melakukan hubungan diluar nikah. Menurut Khafifah, besarnya potensi jamaah di Sumsel dan OKU Timur, kedepan Muslimat NU dapat melakukan hal-hal yang efektif seperti pembangunan Taman Kanak-Kanak (TK) unggulan, Rumah bersalin, koperasi yang berbadan hukum serta penguatan layanan muslimat. Sementara, Bupati OKUT, H Herman Deru SH MM yang mendampingi mantan menteri pemberdayaan perempuan di era Presiden Gus Dur tersebut, memberikan bantuan berupa kendaraan operasional kepada Muslimat NU. Usai memberikan bantuan Deru mengatakan, indikator sebuah pembangunan tidak hanya bisa dilakukan dengan pembangunan infrastruktur tetapi juga pembangunan mental spiritual jauh lebih penting. Selaku Mustazar NU Sumsel, dirinya sangat bangga dengan organisasi muslimat NU yang memiliki visi dan misi yang jelas. (rob)
|