Arca Manusia Gendong Anak Ditimbun |
|
|
|
Tuesday, 22 May 2012 17:00 |
Pagaralam, Palembang Pos,- Dinilai mengganggu aktivitas masyarakat yang menjemur hasil bumi, sebuah arca manusia menggendong anak berusia ribuan tahun yang memiliki nilai sejarah tinggi di Dusun Tanjung Aro Kelurahan Kuripan Babas Kecamatan Pagaralam Utara, sengaja ditimbun dan dibiarkan terkubur dalam tanah. Sayangnnya, peneliti dari Balai Arkeologi (Balar) Palembang dan Pemkot Pagaralam tidak bisa berbuat banyak mengingat lahan tersebut milik warga. Arman Idris (56) warga Dusun Tanjung Aro mengatakan, keberadaan arca manusia menggendong anak ini sengaja ditimbun. Benda bersejarah yang nilainya tidak terhingga ini, masih ada dibawah rumah warga. “Sejak kecil kami mengetahui arca ini. Namun, saat ini sudah tertimbun dan diharapkan untuk digali kembali. Jika mengganggu warga kiranya dapat dipindahkan sebagai bahan penelitian,” ujarnya. Ketua Tim Balai Arkeologi (Balar) Palembang, Kristantina Indriawati mengatakan, memang masyarakat banyak tidak mengetahui peninggalan sejarah dan berpikir arca tersebut hanya batu besar yang tidak penting. “Memang sangat banyak peninggalan sejarah di Kota Pagaralam. Sayangnya banyak masyarakat tidak mengetahui peninggalan sejarah. Padahal peninggalan ini sudah lama ada dilingkungan tempat tinggal mereka,”ujarnya. Menurutnya, Kota Pagaralam banyak menemukan peninggalan sejarah sepanjang Sungai Selangis baik arca, dolmen, rumah batu dan lainnya. Hal ini karena Sungai Selangis digunakan masyarakat prasejarah sebagai jalur transportasi. Kemudian, untuk situs terbesar di Kota Pagaralam terdapat pada situs Tegur Wangi karena sangat lengkap peninggalan sejarahnya. “Kita akan melakukan penelitian lebih dalam dan melakukan penggalian terhadap situs yang masih ada didalam tanah maupun dipermukaan,” jelasnya. Terpisah Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pagaralam, Drs H Safrudin Msi menyambut baik adanya penelitian benda bersejarah di Kota Pagaralam. Namun hendaknya hasil yang didapat disampaikan karena banyak peneliti yang terjun ke Kota Pagaralam hasil penelitian dan data yang didapat tidak pernah sampai kepada Pemkot Pagaralam. (ded)
|