
Kembalikan Lahan Harga Mati |
![]() |
![]() |
![]() |
Tuesday, 22 May 2012 17:02 |
Warga Sribandung Tolak Negoisasi INDRALAYA - Tekad warga Desa Sribandung Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir (OI), yang mendesak kembalikan lahan seluas 2.500 hektare yang dikuasai PTPN VII Cinta Manis merupakan harga mati. Mereka menolak negoisasi dengan pihak perusahaan yang menginginkan adanya pertemuan. “Saya memang sempat dihubungi lewat SMS oleh petinggi PTPN VII Cinta Manis yang ingin mengadakan pertemuan. Namun langsung saya balas, tidak ada negoisasi lagi. Permintaan warga hanya kembalikan lahan yang telah dikuasai 30 tahun silam,” ujar Rusdi Tahar, anggota DPRD Sumsel, sekaligus putra daerah Sribandung, kemarin. Menurut Tahar, keinginan warga Sribandung sudah bulat untuk mendapatkan lahan mereka kembali. Masyarakat inginnya mengolah lahan untuk dijadikan perkebunan karet dan sudah bosan menjadi buruh perusahaan yang hanya mendapatkan upah sangat minim. Saat ini warga memberi batas waktu sampai Rabu (23/5), kepada perusahaan untuk memanen tebu. Jika tiba waktunya belum juga, maka warga Sribandung telah merencanakan untuk menebang paksa tebu-tebu yang terhampar dilokasi perkebunan itu. “Muda-mudahan keinginan warga sudah diketahui perusahaan, sehingga mereka dapat mengambil sikap,” ujar Tahar. Sementara Koordinator Gabungan Petani Sribandung Bersatu (GPSB), Abdul Muis juga menyatakan, saat ini bukan hanya warganya yang melakukan pematokan lahan, tapi sejumlah warga desa lainnya seperti Betung, Rengas, Tanjung Atap dan desa lainnya juga berbuat serupa. Sebab, ribuan hektare lahan mereka juga ikut dicaplok PTPN VII Cinta Manis sejak dibuka perkebunan tebu sejak 1982 silam. Hasil pantauan kemarin sore, situasi di rayon III Desa Sribandung terus dikerumuni warga. Bahkan sejak dua hari lalu, di lokasi tersebut sudah terpasang tenda sehingga menjadi pusat pertemuan masyarakat. Sedangkan Direksi PTPN VII Cinta Manis melalui Kabag Humas, Abdul Hamid yang sempat dihubungi masih belum mau berkomentar. “Maaf, kami masih melakukan rapat belum mau berkomentar,” ujar Abdul Hamid mengelak saat dimintai konfirmasinya. Sementara Kapolres OI, AKBP Deni Dharmapala ketika dimintai keterangan terkait aksi warga mengaku sudah menurunkan puluhan petugas, terutama sekitar pabrik untuk mengantisipasi aksi anarkis. “Kita tidak segan-segan bertindak tegas, jika sampai ada aksi pengrusakan atau anarkis lainnya,” tegas Deni. (din) |