MARTAPURA - Petani karet di Kabupaten OKU Timur (OKUT), kembali harus menelan pil pahit. Harga karet kembali turun sejak satu bulan terakhir. Bahkan penurunannya hingga mencapai 20 persen. Akibatnya, petani karet menjadi gelisah dan kurang bergairah dalam melakukan aktivitasnya. Untuk harga getah karet saat ini, rata-rata Rp 10 ribu/Kg. Sebelumnya harga karet mencapai Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu/Kg. “Anjloknya harga getah karet sekarang, terus terang membuat kami petani menjadi lesu dan kurang bersemangat melakukan penyadapan,” aku Wito, salah seorang petani karet, warga Desa Sukabaru Kecamatan Bunga Mayang. Turunnya harga getah karet, belum diketahui penyebabnya. “Namun yang jelas Rp 10 ribu/Kg ditingkat pengumpul,” ungkapnya. Dikatakan Wito, dirinya memiliki kebun karet seluas 1,5 hektare dan dalam pemeliharaan sampai memetik hasil karet (nyadap,Red), dirinya mengupah orang. “Untuk sekarang ini, saya menyetop dulu penyadapan sampai harga karet normal kembali,” ucapnya. Keluhan yang sama juga dilontarkan Nasri, petani berasal dari Madang Suku II. Dirinya, juga menyetop aktifitas penyadapan sampai harga karet kembali normal. ”Anjloknya harga karet sebenarnya mencapai Rp 8 ribuan. Namun sejak beberapa minggu terakhir kembali ke harga Rp 10 ribu perkilonya,” ungkapnya. Sementara Adi, petani karet lainnya mengatakan, turunnya harga karet berdampak pada pengeluaran kebutuhan pokok sehari-hari. “Sebab saat harga karet turun, justru kebutuhan pokok lainnya malah naik. Ini kan tak sebanding dengan harga jual karet,” ujarnya. Senada dikatakan Hartini, petani karet asal Marga Tani Madang suku I. “Semakin sulit saja keadaan ekonomi kami. Ya kita berharap, harga karet kembali membaik,” pungkasnya. (rob)
|