RSMH, Palembang Pos.- Permasalahan dalam setiap hubungan dan memiliki keturunan sangatlah beragam, salah satunya adanya benjolan di rahim yang dikenal secara wam dengan istilah kutil rahim.Benjolan pada rahim bisa menjadi penyebab sulit memiliki keturunan. Dr dr Yusuf Efendi SpoG, MARS menjelaskan, ada beberapa jenis benjolan pada rahim yaini vaginitis, vulvitis dan ulvovaginitis. Ketiga jenis itu tentu menjadi permsalahan setiap yang ingin memiliki keturunan. Vaginitis adalah suatu peradangan pada lapisan vagina sedangkan Vulvitis adalah suatu peradangan pada vulva atau organ kelamin luar wanita. Sedangkan
vulvovaginitis yaini peradangan pada vulva dan vagina. “Penyakit ini memiliki permasalahan yang cukup berat bagi pasangan, karena mengakibatkan sulitnya memiliki keturunan, atau masalah kandungan hingga sulitnya melahirkan. Apabila segera diketahui maka lakukan segera pengobatan,” terangnya. Penyebab dari ketiga jenis penyakit ini juga cukup beragam, diantaranya infeksi karena adanya bakteri dengan istilah medis klamidia dan gonokokus. Lalu infeksi karena jamur dengan istilah medis kandida yang biasa menyerang penderita diabetes, wanita hamil dan pemakai antibiotic.“Protozoa atau trichomonas vaginalis, dan virus seperti virus papiloma manusia dan virus herpes,” tuturnya. Yusuf melanjutkan, penyebab lain dari permasalahan ini yakni, penggunaan zat atau benda yang bersifat iritatif dan spermisida, pelumas, kondom, diafragma, penutup serviks dan spons.“Jangan biasakan juga mencuci alat kelamin menggunakan sabun cuci dan pelembut pakaian,” jelasnya. Dokter spesialis kandungan ini juga menghimbau untuk tidak melakukan pembilasan vagina yang berlebihan dengan beberapa bahan kosmetik yang tidak jelas. Kondisi pakaian khususnya pakaian dalam yang terlalu ketat, tidak berpori-pori dan tidak menyerap keringat sangat berpengaruh akan hal ini. “Gejala yang paling sering ditemukan adalah keluarnya cairan abnormal dari vagina. Dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat banyak, baunya menyengat atau disertai gatal-gatal dan nyeri,” ungkapnya. Cairan ini, sambung dia, tampak lebih kental dibandingkan cairan yang normal dan warnanya bermacam-macam. Kekuningan bahkan kemerahan. Ada juga beberapa yang berbusa dan lengket.“Diagnosis berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan karakteristik cairan yang keluar dari vagina. Contoh cairan juga diperiksa dengan mikroskop dan dibiakkan untuk mengetahui organisme penyebabnya,” paparnya. Untuk mengetahui adanya keganasan, lanjutnya, dilakukan pemeriksaan pap smear. Pada vulvitis menahun yang tidak memberikan respon terhadap pengobatan biasanya dilakukan pemeriksaan biopsi jaringan. Jika cairan yang keluar dari vagina normal, kadang pembilasan dengan air bisa membantu mengurangi jumlah cairan. Cairan vagina akibat vaginitis perlu diobati secara khusus sesuai dengan penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi, diberikan antibiotik, anti-jamur atau anti-virus, tergantung kepada organisme penyebabnya.“Segera hubungi dokter, itu jalan yang tepat,” tegasnya. (nik)
|