Madang, Palembang Pos.- Mengantisipasi tingginya kebutuhan trombosit, Unit Donor Darah PMI Palembang, Rabu (21/8) melaunching Aferesis (alat donor trombosit) terbaru. Alat yang didesain canggih ini ternyata dijual dengan harga Rp 3 juta perkantongnya. Tak heran, jika dana yang dikeluarkan untuk alat ini mencapai Rp 2 miliar. Alat ini dapat dioperasikan di UDD PMI Palembang dan juga di RSMH Palembang. Direktur Unit Donor Darah PMI Palembang, dr Anton Suwindro, ditemui disela launching mengungkapkan, untuk sementara ini alat tersebut baru didatangkan dua di Palembang. “Harganya sedang kita tentukan, mungkin berkisar Rp 3-Rp 3,5 juta perkantong. Memang beda dengan trombosit biasa, hasil aferesis ini jauh lebih berkualitas,” katanya. Meski relatif mahal, kehadiran aferesis diharapkannya dapat menjadi jawaban atas kebutuhan darah di masa mendatang. Dimana kebutuhan darah harus tepat, cepat dan aman, dengan alat ini pula proses darah yang dibutuhkan pasien diharapkan dapat lebih cepat terpenuhi. “Selama ini kita cari trombosit itu setengah mati. Kita juga harus datangkan 10-20 pendonor dulu baru bisa, nah dengan aferesis ini tidak lagi. Kalau ada satu orang yang syaratnya cukup, trombosit bisa didapat. Karena aferesis ini bisa ambil komponen darah yang diperlukan saja,” tuturnya. Selain cepat, aferesis ini, tambah Anton, memiliki beberapa keunggulan. Dengan alat ini, pendonor bisa jika hanya ingin mendonorkan komponen trombositnya saja, karena komponen darah yang tidak diperlukan bisa dikembalikan lagi. “Alat canggih ini juga dapat diprogram otomatis memilih komponen lain dalam darah yang sedang dibutuhkan. Misalnya, trombosit, eritrosit, sel darah putih atau sel darah merah saja. Ibarat mesin minuman, alat ini bisa mengeluarkan komponen yang sedang dibutuhkan,” jelasnya. Sejauh ini, kata dia, kebutuhan trombosit cukup sulit dirinci. Karena dibutuhkan pada kasus-kasus tertentu saja. Namun demikian melihat kebutuhan darah perbulan mencapai 3000-4000 kantong, kebutuhan trombosit diakuinya cukup banyak. “Dengan alat ini dia berharap kebutuhan trombosit tidak lagi sulit dipenuhi,” selanya. Lebih lanjut, Anton menjelaskan, sistem kerja alat ini meliputi, transfuse dari pendonor kemudian tentukan kebutuhan komponen darah yang dibutuhkan, baru kemudian diprogram. “Proses ini bisa dilakukan hanya dari satu pendonor saja. Dengan pola ini diyakininya risiko kontaminasi juga akan semakin kecil,” tegasnya. Di tempat yang sama, Koordinator Penggunaan Aferesis UDD PMI Palembang, dr Meutia mengatakan, proses donor dengan alat ini cukup singkat hanya sekitar 2 jam dan cukup menghemat waktu. “Kalau untuk DBD kebutuhannya banyak, transfuse saja bisa 5-8 kantong. Nah dengan alat ini, satu pendonor bisa menghasilkan 1 kantong. Makanya ini akan kita segera sosialisasikan,” tandasnya.(nik)
|