MP Mangku Negara, Palembang Pos.- Puluhan siswa SD Paramount terlihat antusias mengikuti paparan tentang sistem pembuatan robot. Uniknya, robot yang dipaparkan ini terbuat dari bahan bekas atau daur ulang. “Anak- anak ini diberikan edukasi tentang manfaat robot oleh SARI (Sekolah Robot Indonesia). Karena edukasi ini mampu meningkatkan motorik anak sejak dini dengan perkembangan yang positif dan memanfaatkan bahan daur ulang,” kata Hermat Phalgunawan SS, Principal Paramount. Hermat menambahkan, workshop robot yang digelar selama tiga hari Rabu (30/5) sampai Jumat (1/6) ini, juga bertujuan untuk meningkatkan motorik anak dan melatih otak kanan dan kiri. Ini karena adanya edukasi yang kreatifitas, imajinasi dan pikiran dalam metode pembuatan robot. “Nantinya di akhir workshop akan ada kompetisi. Ada lima tim dari SMP luar paramount. Kompetisi ini juga melatih anak- anak untuk dapat tampil lebih baik dan menyalurkan apa yang telah mereka hasilkan. Peserta terbatas hanya untuk 60 peserta meskipun banyak yang antusias terhadap workshop ini,” tuturnya. Setelah workshop ini, tambah dia, pihak sekolah akan menambahkan ekstrakulikuler robotik kepada siswanya. Tidak hanya itu saja, perencanaan untuk dapat membagikan ilmu kepada anak- anak negeri pun akan dilakukan dengan pembukaan center robot kepada siswa umum. ”Syaratnya cukup dengan kemanuan siswa untuk bergabung dalam center robot ini. dan mulai pada tahun ajaran baru,” selanya. Ditempat yang sama, Yohanes Kurniawan, Director SARI (Sekolah Robot Indonesia) menuturkan, sebelumnya di Jakarta sudah ada 12 SARI. Dan untuk di Palembang baru pertama dan satu- satunya di Paramount. ”Kita mengajarkan membuat robot, dengan kreasi anak itu sendiri. Seperti waktu di Jakarta ada anak- anak yang membuat robot sendiri dengan stik bekas es krim. Berbeda dengan pembuatan robot kebanyakan yang sudah disediakan rangkaiannya anak- anak langsung dapat merangkai,” ungkapnya. Setelah anak-anak tersebut berhasil membuat robot sendiri, sambung dia, nantinya akan dikompetisikan hingga tingkat international. ”Sistem belajar pembuatan robot ini sama seperti anak-anak mahasiswa UGM dan UI, hanya saja karena adik-adik ini masih kecil, maka kita akan membuat rangkaian yang lebih sederhana dengan ukuran yang disesuaikan. Seperti pipa menggunakan pipa akuarium yang berukuran kecil lalau alat alat yang lainnya,” tegasnya. (nik)
|