Palembang, Palembang Pos.- Masyarakat tentunya sudah tidak asing lagi dengan penyakit yang tergolong mematikan yakni kanker payudara. Jenis penyakit ini tidak hanya menyerang kaum wanita, namun belakangan telah banyak pria yang juga menderita kanker payudara. Dengan gejala serupa yakni adanya benjolan di bagian payudara pria. Menurut dr Mulawan Umar, SpB (K)Onk dari Rumah Sakit Siloam Sriwijaya Palembang, kanker payudara ialah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, berasal dari komponen kelenjarnya (epitel saluran maupun lobulusnya). “Ini juga disebabkan oleh komponen selain kelenjar seperti jaringan lemak, pembuluh darah, dan persarafan jaringan payudara. Kasus kanker ini terus meningkat setiap tahunnya, memang paling banyak diderita kaum wanita. Namun belakangan pria juga sudah mulai terjangkit,” katanya. Lebih lanjut, dokter ahli bedah onkologi ini menuturkan, fakta kanker payudara meliputi kanker yang terbanyak diderita oleh wanita Indonesia berkisar 25.000 kasus baru diseluruh Indonesia pertahun. Dia menyayangkan, penderita kanker yang selalu terlambat melakukan tindakan atau memeriksakan diri ke tim medis setelah penyakit tersebut menggerogoti bagian payudara dengan tingkatan stadium lanjut. “Kurangnya cekatan untuk menyadari penyakit ini, meskipun telah mengetahui akan bahayanya penyakit ini. Namun karena beban penyakit dan beban financial yang besar lebih dari 30 persen penderita mengalami stadium,” paparnya. Terlebih, bagi pria yang justru menyepelekan akan kanker payudara. Rasa tidak mungkin di derita pria atau alasan tidak percanya, maka penderita kanker payudara untuk pria justru semakin tinggi derajat keparahan penyakitnya. “Selama ini wanita yang menderita, padahal pria juga dapat terserang penyakit ini dengan gejala dan faktor risiko yang sama seperti penderita wanita,” ujarnya. Faktor risiko itu adalah riwayat kanker payudara sebelumnya, bukan hanya itu, riwayat keluarga pun mempengaruhi faktor risiko ini. Selain dengan pola salah makan. “Penikmat alkohol, rokok sangat rentan terserang penyakit ini setelah penikmat makanan siap saji,” jelasnya. Untuk mengetahui akan benjolan kanker payudara, maka anda dapat melakukan pemeriksaan sendiri di rumah secara dini. Seperti meraba payudara dengan posisi berbaring, apabila adanya benjolan yang dicurigai sebagai kanker tepatnya berasa keras dan hanya tumbuh di satu payudara saja. “Ketika berbaring, sudah teras akan benjolan itu. Tentunya bentuk payudara kita akan besar sebelah yakni di bagian yang terjangkit saja. Terfiksasi (tidak mudah digerakkan, red) dan sering tanpa nyeri. Selain itu, ciri yang lain dengan adanya perubahan pada kulit yang kemerahan, tampak seperti kulit jeruk dan cekungan seperti lesung pipi (dimpling),” terangnya. Sementara untuk bagian puting akan ada perubahan berupa keluar cairan merah atau kecoklatan, putting tertarik kedalam dan kulitnya pun menebal. “Apabila itu anda alami, maka segera dirujuk ke yang berkompeten dan lakukan pendeteksian dini. Karena ini merupakan awal untuk mengetahui setiap penyakit yang penting dideteksi sejak dini, tentunya dengan pemeriksaan klinis oleh dokter dapat mendeteksi sampai 85 persen kanker payudara, melalui CBE (Clinical Breast Examination),” himbaunya. Untuk melakukan pemeriksaan payudara minimal 3 tahun sekali untuk wanita usia 20-30 tahun, dan dianjurkan 1 tahun sekali bagi wanita usia di atas 40 tahun. “Sekarang sudah tersedia sistem pemeriksaan kanker payudara menggunakan alat-alat canggih, seperti mammografi yang dapat mendeteksi sampai 90 persen kanker payudara dan BIOPSI dapat mendeteksi sampai 91 persen kanker payudara,” ujarnya. Kembali dr Mulawan menjelaskan, sadari terhadap payudara dengan cara berilah perhatian khusus pada daerah yang di arsir merah karena didaerah tersebut banyak ditemukan tumor payudara. “Jika kanker payudara sudah terserang pada penderita, langkah pengobatan atau modal terapi dapat berupa operasi, radiasi, kemoterapi, hormonal terapi, targeted therapy. Semua dapat dilakukan melihat fase keadaan kanker itu sendiri,” tandasnya. (nik)
|