Depresi, Gagal Kuliah Kedokteran Karena Biaya
Mahalnya biaya masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, membuat harapan Dika (25), Warga Jalan Swadaya Rt 034 Rw 044 Kelurahan Sukajaya Kecamatan Sukarame Palembang, untuk masuk ke fakultas bergengsi ini pupus. Meski sudah dinyatakan lulus, Dika akhirnya harus menyerah pada keadaan karena minimnya biaya.
Jhon-PALEMBANG
Wajah Dika, saat ditemui Palembang Pos di kediamannya terlihat muram. Sejak empat tahun lalu, prilaku pria berkulit sawo matang ini, praktis berubah. Pemuda yang dahulunya periang, terkenal cerdas diantara teman-temannya kini berubah menjadi pendiam dan sulit untuk berkomunikasi. Semua ini berawal dari gagalnya Dika, masuk ke Unsri Fakultas Kedokteran akibat mahalnya uang kuliah. Meski sudah lulus tes, Dika harus mengubur impiannya menjadi dokter karena tersandung biaya masuk kuliah. Hal tersebut diungkapkan, Sumiyati (59) ibu Dika. Janda yang sehari-hari bekerja sebagai buruh cuci dari rumah ke rumah ini, tidak bisa membiayai kuliah Dika, yang saat itu untuk masuk membutuhkan uang Rp 5 jutaan. “Dulu Dika itu sudah pernah ikut tes dan lulus, tapi karena biaya masuk dan pembayarannyo hampir Rp 5 jutaan, saya tidak punya uang,” ungkapnya.
Ditambahkan Sumiyati, ia telah berusaha meminjam uang dengan tetangga dan keluarganya, namun tetap tidak bisa. “Sejak itu, Dika merasa sedih dan kecewa dan langsung sikapnya kini berubah 100 persen. Dari anak yang periang dan pandai bergaul, sekarang lebih banyak berdiam diri dan menutup diri. Secara fisik dia sehat, memang agak terganggu pikiran dan sifatnya yang pendiam. Saya sebenarnya sedih, tapi bagaimana lagi itulah nasib kami orang miskin yang kurang mampu ini,” terangnya. Saat ini, sambung Sumiyati, Dika banyak diam di rumah terkadang dia dibawa ke kampung untuk diobati. “Kemungkinan dua hari lagi dia (Dika, red) akan dibawa ke Jawa oleh pamannya, untuk diobati,” pungkasnya. Sumiyati berharap kepada pemerintah ke depan agar biaya kuliah di Indonesia tidak lagi mahal. “Ya, supaya tidak ada lagi kesulitan bagi generasi bangsa untuk menjadi manusia terdidik,” harapnya. (*)
|