Teroit, Ganggu Pernafasan |
|
|
|
Written by Administrator
|
Thursday, 19 September 2013 15:17 |
Terus Konsumsi Obat Hinga Rekomondasi Dokter
RSMH, Palembang Pos.- Kanker teroit merupakan neoplasma tiroid yang bersifat ganas dan terdiri dari 4 tipe, diantaranya folikuler, papiler, anaplastik dan meduler. Kanker ini menyebabkan sebagian penderita merasakan sesak nafas. Kanker teroit dikenal mampu mengurangi kemampuan penyerapan yodium. Akan tetapi di sisi lain ada kalanya kanker tiroid bisa mengurangi atau menghasilkan cukup banyak hormon tiroid (hipertiroidisme). Dr H Alwi Shahab, SpPD KEMD dari RSMh Palembang mengatakan. biasanya kanker tiroid bisa menyebabkan nodul atau pertumbuhan kecil di dalam kelenjar yang sebagian besar bersifat jinak dan bisa disembuhkan. Akan tetapi nodul tiroid bisa berubah menjadi ganas apabila hanya ada satu, tingkat petumbuhannya cepat, hasil skening menunjukkan bahwa nodul tidak berfungsi. Selain itu nodul padat, keras, dan kistik atau tidak berisi cairan. “Penyakit gondok (Teroit) yang merupakan penyakit dengan gangguan kelenjar endokrin yang terletak dibagian leher. Inilah yang menyebabkan penderita sulit bernafas,” ungkapnya. Kelenjar ini menghasilkan hormone T3 (Triiodothyronine) dan T4 (tiroksin) yang berperan dalam proses metabolisme tubuh. Lebih lanjut dokter spesialis penyakit dalam ini menjelaskan. Penyakit pada kelenjar ini dapat berupa hiperteroid yakni bila kadar T3 dan T4 meningkat. Hipoteroid yakni bila kadar T3 dan T4 menurun dan Tumor kelenjar gondok dapat jinak dan ganas. “Gejalanya sangat kasat mata. Seperti mata menonjol, leher membesar, jantung berdebar-debar, nafsu makan bertambah tapi badan makin kurus. Ini juga akan terjadi apabila teroit tumbuh sedikit ke bagian bawah leher atau hampir mendekati bagian dada,” terangnya. Penderita penyakit ini juga akan mengeluarkan banyak keringat dari tubuh seolah- olah usai melakukan kerjaan yang cukup berat, tidak tahan panas, hiperaktif dan mudah tersinggung. “Sebaiknya jangan hentikan konsumsi obat sebelum adanya rekomondasi dokter. Adanya kadar yang memang butuh di sembuhkan secara bertahap oleh dokter yang menangani pasien,” tegasnya. (nik)
|