Ingin Jadi Perhatian dan Gaya-Gayaan
Tooot-tooot... toit.. toit, ngiung...ngiung.... Tentu kita pernah mendengar suara ini di kawasan jalanan lalulintas. Biasanya kita akan minggir untuk memberikan kesempatan kepada empunya suara untuk lewat.Namun persoalannya, saat penggunaan sirine justru banyak dipakai pengguna kendaraan yang bukan pada tempatnya.
Mahendra Poetra-Palembang
IRONISNYA, karena tak begitu paham, terkadang tak sedikit masyarakat ikut menyingkir ketika pengguna sirine kendaraan pribadinya melintas dan aksi ini sering membuat masyarakat tak nyaman. Pemasangan sirine dan lampu strobe pada kendaraan pribadi yang sebenarnya dilarang sesuai aturan dalam undang-undang. Terkait hal itu, seharusnya pengguna peranti suara dan lampu strobo ini adalah kendaraan tertentu dengan tujuan tertentu.seperti ambulans, kepolisian, pemadam kebakaran atau patwal untuk orang yang sangat sangat dan sangat penting seperti kepala negara dan pejabat lainnya . Beberapa komunitas dan pengguna sepeda motor, masih tampak menggunakan peranti seperti ini tentu saja ini melanggar aturan lalulintas dan dapat ditindak tegas. Bambang, Ketua Club Pencinta Vespa mengatakan, penggunaan sirine dan lampo strobo itu sebenarnya tak terlalu penting apalagi harus dipaksakan dan menyebabkan terganggunya pengendara lain. Bambang yang disambangi di kawasan Kambang Iwak menambahkan, pengguna sirine pribadi sengaja memakai lampu isyarat tersebut biasanya lebih karena alasan prioritas jalan. Pria berambut gondrong pencinta otomotif dari vespa antic hingga moge mengakui, kalau sebelum mengetahui larangan penggunaan sirine dan lampu strobe tersebut, dirinya sempat beberapa kali ikut-ikutan pasang lampu isyarat tersebut. “Aku dulu pernah juga sih ikut-ikutan pasang sirine sama lampu strobo biro. Memang sih gagah abis, tapi lama-kelamaan aku sadar juga kalau pakek sirine itu mesti orang-orang dan kendaraan tertentu dan tidak bisa sembarangan” ungkapnya. Tujuan memasang sirine itu sendiri kata Bambang, lebih kepada gaya-gayaan dan minta perhatian pengguna lalulintas. “Namun setelah itu, saya tidak mau lagi pakai sirine dan sekarang yang normal-normal saja lagian kita tetap bisa eksis koq dalam club motor ini walau tidak pake alat yang aneh-aneh,” ujarnya. Terkait pengalamannya itu lanjut Bambang, dirinya menghimbau kepada rekan-rekan sesama pencinta otomotif, club mobil, club motor, untuk sadar dan berfikir positif dalam menjalani kegiatan di club otomotif. “Lebih baik kita mentaati aturan lalulintas yang ada. Mari, pelan-pelan kita biasakan tertib lalulintas, lepas dan hentikan penggunan sirine dan lampu strobo di kendaraan kita, karna dengan apa adanya kita akan lebih disegani,” ajak Bambang. (**)
|