POLRESETA - Komplotan perampok Bank SumselBabel Bangka Selatan, digulung Unit Pidum Satreskrim Polresta Palembang pimpinan Iptu Nanang Supriyatna SH. Bahkan, setelah sukses di Bangka Selatan, ketiganya juga berencana merampok Bank SumselBabel pusat yakni di Jakabaring, Kecamatan SU I. Akan tetapi, rencana para tersangka buyar, setelah ketiga tersangka dibekuk. Ketiga tersangka itu, Abidin (51), warga Jalan Silaberanti, Kecamatan SU I; Ariyadi (35), warga Tulung Selapan, Kabupaten OKI dan Jamil (37), warga Talang Putri, RT 33, Kecamatan Plaju.
Tersangka Abidin dan Ariyadi, dibekuk saat tertidur pulas di kediaman Abidin, Selasa (05/06), sekitar pukul 01.00 WIB. Sementara tersangka Jamil diciduk di rumahnya, sekitar pukul 05.30 WIB, setelah dilakukan pengembangan kasusnya.
Kapolresta Palembang Kombes Pol Sabaruddin Ginting SIk MSi, melalui Kasatreskrim Kompol Djoko Julianto SIk MH, mengaku penangkapan ketiganya, setelah pihaknya berkoordinasi dengan Polres Bangka Selatan.
‘’Ketiganya lari ke Palembang, setelah membobol brankas Bank SumselBabel di Bangka Selatan, dengan kerugian Rp 150 juta. Bahkan, sebulan di Palembang, mereka tinggal di rumah gubuk bantaran sungai di belakang Bank SumselBabel Jakabaring. Mereka sudah menggambar dengan sasaran mesin ATM depan Bank,” terangnya.
Modusnya, sambung Djoko, mereka gunakan las listrik untuk membuka brankas dan menjebol bank. ‘’Bahkan, sebelum beraksi, mereka lakukan ritual dan memakai perantara jimat, untuk menentukan tanggal dan hari beraksi. Di Bangka Selatan itu, mereka sebenarnya mau membobol dua brankas. Namun, karena kehabisan isi tabung gas, maka brankas yang berisi Rp 2,5 miliar, tak berhasil dijebol,” sambungnya.
Ditambahkan Djoko, para tersangka ini menggunakan mobil saat beraksi. Mereka sempat menyekap satpam, sebelum masuk. Setelah diinterogasi, ketiganya akan dilimpahkan ke Polres Bangka Selatan. ‘’Kasusnya masih dikembangkan untuk memburu empat tersangka lainnya, yang sudah dikantongi identitasnya,” tambahnya.
Sementara tersangka Abidin yang kesehariannya tukang ojek dan jaga parkir, mengaku kalau uangnya habis untuk makan. ‘’Duitnyo habis beli makan, bukan dihambur-hambur. Aku tahu merampok itu salah, tapi kepepet bae. Sebab, dari parkir dan ngojek Cuma dapat Rp 10-15 ribu. Waktu ngerampok, aku bertugas ngawasi pintu,” terang bapak lima anak ini.
Sementara tersangka Jamil, mengaku baru pertama kali merampok. ‘’Tadinya kami kerja di pabrik timah Bangka pak, tapi timah ilegal. Aku mau setelah diajak Mul ngerampok. Kalau kuli timah dapat Rp 5 juta sebulan. Saat ngerampok itu Cuma dapat Rp 3,5 juta,” ungkap bapak dua anak ini.
Sedangkan tersangka Ariyadi, mengaku juga dapat bagian Rp 3,5 juta. ‘’Saya ke Palembang, karena ditelepon keluarga. Katanya ada keluarga yang lagi sakit dan dirawat di rumah sakit umum, makanya saya pulang ke Palembang ini,” jelas bapak lima anak ini. (adi)