Jabatan Dicopot Karena Terjerat Kasus
Ketika menjabat Kasi Pemasaran hasil Pertanian di Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Sumsel, Hairul Thamrin SSos, dinilai sebagai pegawai yang rajin bekerja. Akan tetapi, pria yang diduga bandar narkoba ini, mulai menurun kinerjanya, sejak jabatannya dicopot, karena tersangkut kasus pemalsuan label benin di kantornya.
Yanti - Palembang
Saat wartawan Palembang Pos mendatangi ruang kerja Hairul Thamrin di bidang pengolahan dan pemasaran pertanian, beruntung kasi pemasaran hasil pertanian Yenrus Herawati, sedang berada di tempat. Yenrus mengatakan, Hairul adalah sosok yang biasa saja, dalam artinya bukan sosok yang pendiam atau humoris. Namun dia tidak mengetahui masalah yang dihadapi bawahannya tersebut. "Dia (Hairul,red) sejak beberapa bulan terakhir memang jarang masuk kerja. Tapi saya tidak mengetahui masalah apa yang dihadapinya, karena dia tidak mau bercerita," ujarnya. Lebih lanjut Yenrus mengungkapkan, prihatin atas kasus yang menimpa bawahannya tersebut. "Saya mengetahui penangkapan Hairul dari bawahan saya yang lain melalui koran. Saya prihatin atas kasus yang dihadapinya, tentunya kita tetap berdoa yang terbaik," ungkap Yenrus. Sementara itu, Sekretaris Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan dan Holtikutura Provinsi Sumsel, Taufik mengatakan, ketika masuk Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan dan Holtikutura Provinsi Sumsel, Hairul Thamrin menjabat sebagai kasi pemasaran hasil pertanian. Tapi ketika terjerat kasus pemalsuan label benih, jabatannya langsung dicopot menjadi staf. "Kinerja Hairul mengalami penurunan semenjak jabatannya dicopot. Sudah hampir setahun belakangan, dia sering tidak masuk kerja. Bahkan dia sudah berkali-kali diberikan teguran secara tertulis dan lisan," beber Taufik. Ketika diberi teguran lisan, lanjut Taufik, Hairul berjanji akan memperbaiki kinerjanya. Tapi beberapa hari setelah dipanggil, dia kembali tidak masuk kerja. "Sewaktu dipanggil kepala dinas, dia berjanji akan rajin masuk kerja. Tapi setelah itu, dia kembali bolos kerja," ucapnya. Menurutnya, Hairul malas bekerja kemungkinan karena ada beban psikologis pasca jabatannya dicopot. Karena ketika menjabat sebagai kasi pemasaran hasil pertanian, Hairul adalah pegawai yang rajin. "Mungkin dia malas bekerja karena ada beban, karena jabatannya dicopot," tukasnya. (**)
|