PRABUMULIH – Kasus asusila semakin merajalela di Sumsel ini. Sedikitnya ada tiga kasus yang memalukan terjadi. Pertama, mertua berinisial DR alias UJ (56), warga Karang Windu, Rambang Kapak Tengah (RKT), Prabumulih mencabuli menantunya. Kedua, seorang paman mencabuli keponakan, di Alang Alang Lebar. Dan ketiga, kepala sekolah SMAN Muara Lakitan, diduga memerkosa guru honorer.
Bagaimana sebenarnya DR yang Ketua Rukun Tetangga (RT) ini, tega mencabuli menantunya berinisial YS (15), yang kesehariannya pembantu rumah tangga (PRT) di rumah Kepala Desa (Kades) setempat?. Peristiwa yang sempat menghebohkan warga Desa Karang Windu, Kecamatan RKT itu, sebenarnya terjadi tiga bulan lalu atau 4 Maret 2012, sekitar pukul 01.00 WIB, di kediaman terlapor UJ. YS merupakan menantu UJ, karena suaminya anak kandung UJ bernama Jhon Mailevi (21). Malam itu, YS ditemani suaminya ke kamar mandi yang terletak sekitar lima meter di belakang rumah.
Saat keduanya melintas di ruang keluarga, sang mertua atau UJ sedang menonton Tv. Usai buang air kecil, keduanya berencana kembali ke kamar. Namun, langkah keduanya terhenti, karena YS dipanggil UJ. Wanita bertubuh kecil dan berkulit putih bersih ini, tanpa curiga langsung mendekati sang mertua. Keduanya dibawa ke kamar mertua, dimana di dalam kamar ada ibu mertuanya atau istri UJ.
Di kamar itulah, sang mertua mengaku bisa memeriksa kehamilan korban menggunakan jarinya. ‘’Waktu itu mertue aku ngomong kalu aku dak usah ke dokter kalu nak merikse kehamilan. Sebab kate die, die bise merikse dengan jari telunjuknye,” ujar korban menirukan perkataan sang mertua.
Menurut wanita yang hanya mengenyam pendidikan hingga kelas lima SD ini, usai mengatakan itu, sang mertua menyuruhnya berbalik badan, sembari menurunkan celana yang dikenakan YS. Setelah itu, UJ memasukkan jari tangannya ke kemaluan korban. Anehnya, perbuatan itu dilakukan UJ di depan suami YS yakni Jhon Mailevi.
Semula korban sempat berontak. Namun dirinya dibuat tak berdaya dan malu bukan kepalang, ketika suaminya sendiri justru memerintahkannya agar menuruti apa yang dilakukan mertuanya. ‘’Waktu aku berontak, suami aku bekate, dak ape-ape dak ke sakit dak, kade papa nak mbunuh,” ungkapnya sembari mengaku perbuatan berlangsung sekitar satu menit.
Sewaktu lakukan itu, sambung YS, mertuanya mengatakan kalau dirinya merasakan sakit, itu berarti dirinya tak hamil. ‘’Waktu sudah masuke jari ke kemaluan aku, die nanye sakit ape geli, ku jawab saket. Nah kalu saket itu artinye idak hamil,” beber korban.
Perbuatan bejat itu, terus YS, kembali terulang keesokan harinya (05/03/2012). Kali ini penyebabnya, hanya karena korban menolak ajakan suaminya untuk melakukan hubungan suami istri. ‘’Malam itu suami aku ngajak berhubungan badan. Karena aku lagi halangan, aku tolak. Nah gara-gara itulah, die langsung mbawa aku ke papa mertua aku. Die minta papa merikse ape aku halangan ape idak,” terusnya.
Kontan, UJ langsung memasukkan jari tangannya ke kemaluan korban. ‘’Sudah ngelakuke itu, die langsung nyuruh aku mbersihkan jari tengah tangannya yang kotor,” tukasnya. Takut perbuatan kembali terulang, YS menceritakan perbuatan itu kepada mertua perempuannya.
Bukannya mendapat perlindungan, YS justru dimarahi dan diancam, agar tidak menceritakan ke orang lain. ‘’Waktu itu aku dimarahi dan dikatakan bahwa ini perbuatan zina dan memalukan. Aku disuruh idak becerito ke orang lain,” ungkap perempuan yang baru 6 bulan berumah tangga ini.
Bahkan, tambah YS, untuk menutupi aib, ibu mertuanya mendatangi ibu kandungnya. ‘’Ketika itu, ibu aku disuruh marahi mertuo lanang dan itu direkam, waktu itu ado buk kades. Nah waktu itulah laju ini tebongkar, Pak Kades jadi tau dan ujung-ujungnyo kasus ini dibawa ke polisi,” tandasnya.
Kapolres Prabumulih AKBP Yerry Oskag SIk, melalui Kapolsek Rambang Kapak Tengah Iptu H Mugi Prihantoro, didampingi Kanit Reskrim Aiptu Hendra, ketika dikonfirmasi membenarkan pihaknya telah menerima laporan korban. “Saat ini kasusnya masih dalam penyelidikan. Jika terbukti, terlapor akan segera kita tangkap,” pungkasnya.

Paman Cabuli Keponakan
Terpisah, kasus pencabulan juga dialami TI (4), warga Jalan Rama IV, Kecamatan Alang Alang Lebar. TI mengaku dicabuli pamannya sendiri berinisial Yah (21), yang sehari-hari merupakan mahasiswa. Kejadian itu, tanggal 16 Maret 2012, sekitar pukul 11.00 WIB, di kediaman neneknya, yang tak jauh dari rumahnya.
Pagi itu, kedua orang tua TI bekerja, hingga TI dititipkan di rumah neneknya. Ketika pulang, orang tuanya melihat TI berada di kamar mandi, tanpa mengenakan pakaian. Ketika didesak, TI mengaku dicabuli Yah, yang merupakan adik kandung bapaknya atau pamannya sendiri.
Menurut Rina, ibu TI, kemaluan pelaku dimasukkan ke kemaluan putrinya. ‘’Sudah lama mau melapor ke polisi, tapi selalu dihalang-halangi keluarga suami saya atau bapak korban. Sekarang, pelaku ditahan di Polsekta Sukarami, kasus maling pipa. Kejadian yang dialami putri saya, sebelum pelaku ditahan,” terangnya sembari menangis. Kapolresta Palembang Kombes Pol Sabaruddin Ginting SIk MSi, melalui Kasatreskrim Kompol Djoko Julianto SIk MH, membenarkan laporan tersebut.

Kepsek Cabuli Guru Honorer
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN Muara Lakitan, Ro SPd, Kabupaten Musi Rawas, harus berurusan dengan polisi. Soalnya, Ro diduga memerkosa salah seorang guru honorer di SMA tersebut berinisial Fe (25). Peristiwa terjadi di rumah dinas Ro, yang ada di sekolahan tersebut, sekitar pukul 13.35 WIB.
Kapolres Musi Rawas AKBP Rizal Syahman Radi, melalui Kasat Reskrim AKP Suryadi SIk, menerangkan permasalahan ini sendiri diketahui setelah adanya laporan dari korban dengan LP/B-120/VI/2012/Sumsel/ res Mura, tanggal 4 Juni lalu. Dalam laporannya, menurut Suryadi, sebelum diperkosa, korban sempat diiming-imingi akan dimasukkan sebagai PNS di Kabupaten Musi Rawas.
Pemerkosaan ini sendiri, lanjut Suryadi, terjadi pada tanggal 3 Mei 2012, sekitar pukul 13.35 WIB, di rumah dinas kepala sekolah atau rumah dinas tersangka. Menurut keterangan korban, kata Suryadi, ia sempat menolak ajakan tersangka. Namun karena kuatnya tenaga tersangka, akhirnya korban merelakan mahkotanya diambil oleh tersangka.
Tak terima diperlakukan demikian, akhirnya korban bersama dengan keluarganya melaporkan permasalahan ini ke Polres Musi Rawas. “Kasusnya tengah kita selidiki, dan kita juga akan mengambil bukti-bukti yang kuat. Selanjutnya kasusnya juga akan kita kembangkan. Saat ini baik korban maupun tersangka tengah kita mintai keterangan terkait kasus pemerkosaan tersebut,” tambahnya. (abu/adi/yat)