A RIVAI - Sidang lanjutan kasus dugaan korupsi atau penyimpangan pemberian fasilitas kredit di Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kantor Cabang Pembantu (KCP) Veteran, kembali digelar di PN Klas IA Khusus Tipikor Palembang, kemarin. Dalam sidang itu, Majelis Hakim diketuai H Ade Komaruddin SH MH, menghadirkan tiga terdakwa sekaligus.
Ketiga terdakwa itu, Kustiati Isfandari, mantan pimpinan PT BRI KCP Veteran, H Amrah Muslimin ST selaku Dirut PT Kelana Prestasi Bersaudara dan saudaranya, H Abdul Rasyid. Dimana, dalam persidangan, ketiganya mengajukan pembelaan (pledoi) dengan didampingi penasehat hukumnya masing-masing.
Persidangan sendiri berlangsung lancar dan tertib, apalagi mendapat pengawalan ketat dari kepolisian dan petugas pengawal tahanan Kejari Palembang. Setelah mendengarkan pembelaan ketiga terdakwa, sidang dilanjutkan pekan depan, dengan agenda putusan.
Usai persidangan, terdakwa Kustiati yang pada sidang sebelumnya sempat menyiram air mineral ke JPU dan wartawan, kali ini terlihat tersenyum kecut, menuju mobil tahanan. Bahkan, ketika mengetahui banyaknya wartawan mengambil gambarnya, terdakwa Kustiati sempat mengangkat tangan kirinya, untuk memberikan salam damai.
Akan tetapi, ketika di mobil tahanan, Kustiati terlihat sedikit mendapat keistimewaan. Yang pertama, ia yang seharusnya berada di bagian belakang bersama kedua terdakwa lainnya, malah duduk di kursi depan sebelah sopir. Kemudian, perempuan berjilbab ini sempat mem-foto balik wartawan yang mengambil gambarnya, menggunakan HP. Ini bisa dikatakan, kalau Kustitati sedikit bebas menggunakan Hp di tahanan.
Seperti diberitakan sebelumnya, terungkapnya dugaan korupsi ini, setelah adanya laporan masyarakat yang ditindaklanjuti Kejati Sumsel, dengan melakukan penyelidikan dan penyidikan intensif. Modus korupsinya yakni para terdakwa menggunakan nama-nama orang dalam pemberian kredit perumahan rakyat, kredit kendaraan bermotor, kredit modal kerja dan lain-lain.
Dimana, para terdakwa memakai nama-nama beberapa orang dengan meminta KTP, KK dan NPWP, sedangkan orang yang bersangkutan malah tidak tahu. Para terdakwa diduga melakukan perbuatan itu dari tahun 2008 hingga tahun 2010, dimana negara diduga dirugikan sebesar Rp 123,8 miliar. Dugaan perinciannya, masa jabatan Yandes Hamidi kurang lebih Rp 66,73 miliar dan di masa jabatan Kustiati kurang lebih Rp 56,74 miliar.
Selain itu, ada juga dugaan korupsi di masa jabatan Jhon Sarjono (DPO), bulan Agustus 2008, senilai Rp 360 juta. Dari kasus itu, ditetapkan lima orang terdakwa. Kelima terdakwa itu, Yandes Hamidi dan Kustiadi Isfandari, keduanya mantan pimpinan PT BRI KCP Veteran serta Ishak Suhadi, Account Officer (AO) PT BRI KCP Veteran. Dua terdakwa lainnya, H Amrah Muslimin ST, Dirut PT Kelana Prestasi Bersaudara dan saudaranya, H Abdul Rasyid.
Sementara pada persidangan sebelumnya, JPU Victor S SH, M Alwie SH dkk, menuntut terdakwa Kustiati dengan pidana tujuh tahun penjara, denda Rp 500 juta, subsidair enam bulan kurungan. Selain itu, ia juga dibebankan membayar uang pengganti Rp 6 miliar, subsidair 3,5 tahun kurungan. (cr06/sam)