Palembang, Palembang Pos.- Kasus-kasusnya pencabulan, apalagi dilakukan mertua terhadap menantu di Prabumulih, paman terhadap keponakan di Palembang dan Kepsek terhadap guru honorer, semuanya merupakan tindakan bejat. Seperti yang di Prabumulih, dalih untuk mengetahui apakah menantunya hamil atau tidak, hanya modus belaka. Ketua Women Crisis Center (WCC) Sumsel Yeni Roslaini Izi, mengaku sangat prihatin dengan kejadian-kejadian itu. Menurutnya, apapun alasannya, hal tersebut merupakan tindakan bejat moral para pelaku. Kasus semacam ini, lanjut Yeni, merupakan gunung es yang tidak terungkap. Yeni mengimbau kepada korban jangan tinggal diam dengan kasus yang menimpanya dan segera melaporkan kepada saudara terdekat, serta melaporkan kepada petugas kepolisian. “Kaum wanita juga harus menggunakan akal sehat atau bertindak secara logis. Jika dikatakan pelaku menyatakan dapat mengetahui hamil atau tidak kepada korban dengan memasukan jari pada bagian kemaluan, apabila menggunakan akal sehat, tentu hal itu musthail dan kita bisa menolaknya,” ujar Yeni dihubungi via telepon, kemarin (6/5). Budaya Indonesia, lanjut Yeni, memang tidak menganjurkan kepada yang muda untuk membantah perkataan orang tua. Namun jika hal itu tidak benar atau sudah menyimpang, maka janganlah takut untuk menolak. Cukup sulit untuk membuka aib diri sendiri. Namun apabila aib tersebut tidak dilaporkan, maka kata Yeni, akan banyak tindakan bejat yang dilakukan para pelaku ini dan akan semakin banyak memakan korban. ‘’Untuk itu perlunya wawasan dari kaum perempuan dengan membaca surat kabar, ataupun hal-hal yang dapat menambah wawasan, sehingga dapat berpikir cerdas, agar terhidar dari pelecehan seksualm,” tambahnya. (cr03)
|