Perlunya Perhatian Semua Pihak
Empat Lawang,Palembang Pos. – Belum kering ingatan pasangan suami istri (pasutri) Junaidi (35) dan Yani (25), putri pertamannya meningga dunia akibat menderita gisi buruk. Kini, anak laki-lakinya Arjuna berumur 19 bulan juga menderita gizi buruk. Yanti ibu Arjuna ditemui di rumah kontakan samping rel kereta api, Lorong Sawah, Kelurahan Pasar Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang, mengatakan sejak berumur 6 bulan kondisi kesehatan Arjun terus memburuk. Maklum kondisi ekonomi yang serba sulit yang suaminya Junaidi hanya seorang penambang pasir tradisonal tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk biaya berobat. “sejak itu juga kondisi Arjun terus melemah dan berat badan terus berkurang. Sebelumnya kakak perempuan Arjuan meninggal dunia akibat menderita gizi buruk dan kami tidak ada biata untuk berobat,” kata Yanti. Putri pertamanya juga sempat berobat gratis di RS Empat Lawang. Namun dari pihak RS dirujuk ke RS Lubuk Linggau. Jangankan untuk berobat, untuk ongkos ke sana pun mereka tidak punya uang. “Dan kami memilih untuk merawatnya di rumah, "jelas Yanti. Diungkapkan Yanti Arjun anaknya baru dapat pertolongan empat hari yang lalu di RSUD Tebing Tinggi mengandalkan Kartu Keluarga. Pagi ini, (kemarin, red) Arjun sudah mendapat rekomendasi pulang oleh dokter dengan diaknosa, kesehatan Arjun membaik. “Tapi kami masih tetap kwatir. Alhamdulillah kami dibekali roti gratis dari rumah sakit 7 bungkus, stok untuk satu minggu," ungkap Yanti pilu. Yanti berharap ada pihak yang bisa membantu meringankan beban yang diderita anaknya, maklum jika harus berobat mereka tidak mampuh. "Kami orang kecil, makan saja susah, kalau ada yang mau bantu, ya trima kasih," harapnya. Semetara Plt Direktur RSUD Tebing Tinggi, dr Dessy Yusmiati melalui dokter umum, Vengky Utami mengatakan awal mula Arjun dirawat akibat nafsu makannya berkurang, muntah dan mencret serta berat badanya semakin hari semakin berkurang. Kalau sekarang kondisinya sudah mulai membaik dan juga berat badannya sudah bertambah dibandingkan ketika baru masuk dulu Lima hari yang lalu. "Ya sekarang sudah mulai membaik dan berat badannya sudah bertambah, " katanya.
Dia menjelaskan, untuk berat badan umur anak Satu tahun Tujuh bulan, normalnya sekitar 11 Kg dan minimal 8,5 Kg. Dengan begitu Arjun sudah dinyatakan dibawah garis merah, sehingga balita tersebut dikatakan gizi buruk bedasarkan grafik pertumbuhan yang dikeluarkan oleh World Healt Organization(WHO). "Dikarenakan berat badannya sudah dibawah garis merah, jadi sudah bisa dikatakan mengalami gizi buruk," jelas Dessy. Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Empat Lawang, Khairullah M Si menerangkan, pihaknya sudah meminta laporan dari RSUD Empat Lawang. Sejauh ini sudah dilakukan upaya yang maksimal untuk pasien gizi buruk tersebut. "Sudah dilakukan perawatan, bahkan dijamin untuk diberikan makanan tambahan bagi pasien yang gizi buruk itu," terangnya. Mengenai rawat lanjutan, sambung Khairullah, memang dibutuhkan penanganan serius bagi pasien gizi buruk. Makanya, sesuai koordinasi dengan pihak RSUD pasien itu sebaiknya dirujuk ke RSUD Lubuk Linggau.
"Mengenai pelayanan jasa dan perawatan serta obat untuk pasien ya ditanggung oleh pemerintah sesuai dengan program berobat gratis. Tapi untuk jasa transportasi atau biaya hidup bagi keluarga pasien atau yang jaga, itu tidak ada fasilitasnya. Jadi ini mesti dipahami oleh masyarakat," ujarnya. Lebih jauh Khairullah menambahkan, pihaknya tengah memprogramkan khusus untuk Empat Lawang tahun anggaran 2014 mendatang, berupa jaminan tambahan untuk keluarga ekonomi tidak mampu. Dengan penambahan dana untuk jasa transportasi keluarga yang jaga pasien rawat inap. "Ya mudah-mudahan program ini bisa direalisasikan untuk tahun 2014 mendatang,"pungkasnya.(omi)
|