Anak kampung yang Sukses berkarir
Kabar duka kematian Drs H Pirsa Gautama, Kepala Departemen Staf Pengembangan Bisnis PT Pembangunan Jaya Ancol, tentunya sangat memukul keluarga di Pagaralam. Sebab selama ini almarhum dikenal sangat supel dan paling mudah bergaul. Bagaimana kenangan alm Drs H Pirsa Gautama dimata keluarga dan kerabat dekat berikut liputannya?
Deddy Syahhendri - Pagaralam
Hawa dingin tidak mengurungkan niat. Wartawan koran ini, untuk mengunjungi kediaman keluarga besar Alm Drs H Pirsa Gautama, yang terletak di depan gedung balai Kota Pagaralam, Kelurahan Nendagung, Kecamatan Pagaralam Selatan. Dari balik pintu sosok wanita berkaca menyambut penuh hangat sembari mempersilakan masuk. Adik kandung Alm Drs H Pirsa Gautama, Sri Suasti menerangkan, bahwa sosok kak Feri sapaan akrab Pirsa dikenal sangat baik, simple dan mudah bergaul, pernah menimba ilmu pendidikan di bangku SD Xaverius Kota Pagaralam, SMP Xaverius Kota Pagaralam, SMA Xaverius Kota Palembang dan kuliah di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jogjakarta, telah berkarir di Ibu Kota Jakarta selama 20 tahun silam. “Kakak memang basicnya di bidang pembangunan, dari awal bekerja pun jabatan yang diembankan kepadanya sebagai General Meneger (GM) Taman Impian Jaya Ancol, senior selama 10 tahun membawahi semua wahana yang ada, sedangkan menjabat sebagai Kepala Departemen Staf Pengembangan Bisnis PT Pembangunan Jaya Ancol baru berjalan lebih kurang 8 bulan,” katanya. Sosok kak Feri merupakan anak ke-3 dari 7 bersaudara pasangan Alm H Firdaus dan Hj Siti Saini, selain simple, mudah bergaul dan pemurah, juga merupakan sosok seorang pekerja keras, bahkan dimata rekan-rekan dan anak buah beliau setiap tahun diberikan nilai 3 greet, pertanda pencapaian terbagus dalam setiap pekerjaan dilakukan. “Keluarga mengenal sosok kak Feri sebagai orang yang pekerja keras, karena sesuai dengan ajaran keluarga yang diterapkan tidak boleh sombong, menghargai sesama, mendiri serta selalu mengedepankan ilmu padi, semakin menunduk semakin berisi karena jabatan tidak akan pernah di bawa mati,” katanya. Biasanya setiap tahun kak Feri terus pulang untuk menjenguk keluarga disini, tapi setahun belakangan ini tidak sempat karena kesibukan kerja, tetapi komunikasi lewat telephon maupun handphone selalu dilakukan.“Lebaran Idul Fitri dan Idul Adha lalu, kak Feri tidak sempat pulang ke Pagaralam, mungkin disebabkan karena kesibukannya dalam melaksanakan pekerjaan,” katanya. (**)
|