JAKARTA - Rudi Rubiandini, selain sebagai tersangka kasus dugaan suap di lingkungan lembaga yang pernah dikepalainya, SKK Migas, kini dia juga menyandang status tersangka dalam tindak pidana pencucian uang (TPPU), terkait kasusnya yang pertama.
‘’Setelah melakukan penyelidikan dan penyidikan terkait dugaan tindak pidana korupsi dalam kegiatan SKK Migas, penyidik menemukan indikasi dan bukti permulaan cukup dugaan terjadinya TPPU dengan tersangka RR (Rudy Rubiandini),’’ kata Juru Bicara KPK, Johan Budi, di Jakarta, Kamis (14/11).
Dia menjelsakan, Rudi didugan melanggar Pasal 3 Undang-undang No.8 Tahun 2010 tentang TPPU jo Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP. ‘’Sejak tanggal 12 November 2013 (Rudi ditetapkan sebagai tersangka TPPU),’’ kata Johan.
Sebelumnya, KPK menetapkan status tersangka pada doktor lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu sebagai pihak penerima suap. KPK menduga Rudi menerima suap atas pengurusan tender minyak di lingkungan SKK Migas.
Pada hari yang sama, Selasa (12/11), KPK juga menjerat Deviardi alias Ardi, pelatih golf pribadi Rudi, dengan UU TPPU. Penjeratan UU TPPU itu setelah pihaknya menyelidiki dan menemukan dua alat bukti yang cukup.
‘’Perlu disampaikan juga bahwa TPPU terkait TPK SKK, setelah dilakukan penyelidikan dan penyidikan terkait dugaan tindak pidana korupsi dalam kegiatan SKK Migas, penyidik menemukan indikasi dan bukti permulaan cukup dugaan terjadinya TPPU dengan tersangka D (Deviardi),’’ kata Johan.
Diketahui, dalam kasus korupsi di SKK Migas, KPK awalnya menangkap Rudi dan menetapkannya sebagai tersangka pada 13 Agustus 2013. Dia sebelumnya menerima uang USD400 ribu dari Simon Gunawan Tanjaya, melalui pelatih golf pribadinya, Deviardi. Dalam pengembangan kasus itu, KPK juga menyita uang USD200 ribu dari ruang Sekjen Kementerian ESDM, Waryono Karyo, serta deposit box milik Rudi di Bank Mandiri, Jakarta senilai USD320.100 ribu. (sam/wmc)