LAHAT - Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Lahat terus bekerja keras mengungkap motif pembunuhan sadis yang merenggut tiga nyawa sekaligus, Minggu dini hari (17/11). Keterangan dua saksi, Budiono dan Nono, yang diperiksa anggota Unit Pidum Satreskrim Polres Lahat, motif perkelahian tersebut berawal dari utang Rp70 ribu almarhum Leo Pernaldi (25),
kepada Mulyadi. Hanya saja, sampai sore kemarin (18/11), belum satupun tersangka yang ditetapkan penyidik Polres Lahat. Kapolres Lahat AKBP Budi Suryanto SH MSi; melalui Kasat Reskrim Iptu Hidayat Amin SH; disampaikan Kanit Pidum Ipda Andrianto mengatakan, masih mencari Mulyadi yang menjadi saksi kunci dalam perkelahian maut itu. Sebab, pascabentrok yang menyebabkan Leo, warga Sekip Sidomulyo, Kelurahan Pasar Lama; Aryadi (24), Gang Kenangan, Kelurahan Pagar Agung; dan Hendra (24), warga RT 08/09, Kelurahan Talang Jawa Selatan, Kota Lahat, meninggal dunia, Mulyadi menghilang. “Baru dua saksi kami periksa. Motifnya, almarhum Leo memiliki utang Rp 70 ribu kepada Mulyadi. Nah, Mulyadi menghilang pascakejadian. Kami tidak gegabah mengusut kasus ini, masing-masing pihak menjadi korban,” katanya, seraya mengatakan telah mengamankan sejumlah senjata tajam dari berbagai jenis, yang diduga digunakan dalam perkelahian itu. Perkelahian berawal, ungkapnya, antara Leo dengan Mulyadi, di Jalan Letnan Marzuki, Talang Jawa Selatan. Kemudian datang Aryadi dan Arwanto (22), yang merupakan saudara Mulyadi, yang terlibat perkelahian dengan Rendi (22) dan Budiono. Aryadi tewas dalam perkelahian maut itu, dan jenazah Leo baru ditemukan Minggu pagi, dengan kondisi tragis. “Almarhum Hendra diduga hanya salah sasaran. Sebab, dia mengantar temannya Budiono yang terluka ke rumah sakit,” bebernya. Pemeriksaan terhadap saksi Nono dilakukan, lantaran yang bersangkutan meninggalkan RSUD Lahat bersama Hendra, setelah mengantar Budiono yang terluka. Dalam perjalanan pulang keduanya yang menggunakan sepeda motor dicegat di Gang Senggol, Kelurahan Talang Jawa Utara, lalu sepeda motor terhempas, hingga Hendra dibantai, Nono berhasil melarikan diri. “Kami masih gali keterangan saksi, siapa yang menyerang Hendra,” tegasnya. Sementara itu, beredar isu ditengah masyarakat, yang menyebutkan jumlah korban tewas bertambah. Namun, Andrianto membantah isu tersebut. Pantauan Palembang Pos, pemeriksaan terhadap saksi Budiono yang mengalami luka robek kepala bagian kiri, dan Nono masih dilakukan di ruang Unit Pidum, hingga berita ini ditulis. Tampak kepala bagian kiri Budiono masih menggunakan perban putih. Penelusuran Palembang Pos di tempat kejadian perkara (TKP), tidak satupun masyarakat yang bersedia buka mulut. (rif)
|