POLDA - Misteri pemilik mobil Mazda CX 9 Nopol BG 1330 Z, semakin jelas. Selain menyebutkan, kalau mobil milik dinas Pemkab Empat Lawang dengan pelat dinas Nopol BG 888 SZ; ternyata mobil tersebut diduga merupakan mobil operasional Bupati Empat Lawang. Mobil dengan warna abu-abu metalik yang disita penyidik KPK itu, ternyata memang memiliki dua pelat berbeda, namun resmi. Dimana, untuk pelat dinas BG 888 SZ; sedangkan untuk pelat umumnya Nopol BG 1330 Z. Bahkan, mobil itu juga disita di rumah diduga milik Bupati Empat Lawang H Budi Antoni Aljufri (HBA), di Rawamangun, Jakarta.
Kepastian kalau mobil itu milik Pemkab Empat Lawang, ditegaskan Kapolda Sumsel Irjend Pol Saud Usman Nasution, kemarin (22/11) siang, saat ditemui di Mapolda Sumsel. “Ya, mobil tersebut milik pejabat Empat Lawang,” tegas Saud. Dijelaskan Saud, dirinya tidak bisa berkomentar banyak terkait disitanya mobil tersebut, wewenangnya KPK yang melakukan penyelidikan.
“Nanti saja kita lihat dari hasil penyelidikan KPK nanti. Saya tidak punya kewenangan terkait kasus itu,” jelas Saud. Disinggung jika nantinya anggotanya (di Ditlantas Polda Sumsel,red) dimintai keterangan oleh KPK atas disitanya mobil itu? ‘’Ya, siapa saja boleh diperiksa dan kami siap memberikan keterangan jika dibutuhkan untuk diambil keterangan,” ungkap Saud.
Terkait resmi atau tidaknya pelat Nopol BG 1330 Z tersebut, lanjut Saud, tentu pelat nomor itu resmi dan terdaftar, termasuk proses bayar pajak. “Benar pelat nomor tersebut rahasia, karena perkapnya ada. Untuk pelat nomor rahasia, boleh digunakan dilingkungan TNI; Polri; dan Pemerintahan. Misalnya Gubernur BG 1, mau menggunakan pelat nomor rahasia, bisa diberikan pelat dinas rahasia,” terangnya.
Apaka pelat nomor rahasia terdaftar di online? “Untuk pelat nomor umum kendaraan bermotor, seluruhnya terdaftar di online. Untuk pelat nomor rahasia tidak terdaftar, karena sifatnya rahasia,” tandas Saud.
Mobil Mazda CX 9 Nopol BG 1330 Z itu, diduga mobil operasional Bupati Empat Lawang di Jakarta. Semula pelat Nopol mobil itu BG 888 SZ atas nama Pemkab Empat Lawang: JEEF MASDA CX-9 A/T, ABU-ABU METALIK. Namun pelat mobil diganti pelat rahasia BG 1330 Z. Mobil disita diduga terkait kasus suap mantan Ketua MK Akil Mochtar, Rabu (02/10) lalu.
“Nah, kan sudah tahu pelat aslinya berapa; dan diganti dengan pelat berapa,” jelas salah satu sumber terpercaya yang tidak mau disebutkan namanya dilingkungan Polda Sumsel, kemarin. Disinggung yang mengunakan orang nomor satu atau nomor 3? ‘’Harganya mobil tersebut berapa, Rp 800-an juta kan, tentunya sudah tahu dong siapa yang menggunakannya,” jelas sumber itu lagi.
Selasa (29/10), tim penyidik KPK lebih menggeledah kantor Bupati Empat Lawang; rumah dinas dan sebuah ruko. Bupati Empat Lawang HBA, diperiksa penyidik KPK, Jumat (01/11). Pemeriksaan ini menyusul penggeledahan rumah dan kantornya di Sumatera Selatan, terkait pengembangan kasus suap terhadap mantan Ketua MK Akil Mochtar.
Terpisah Kabag Humas Pemkab Empat Lawang A Nawawi, membenarkan kalau mobil pelat BG 1330 Z itu milik Pemkab Empat Lawang yang ditempatkan di Jakarta. “Itu Mobil dinas milik Pemkab Empat Lawang, yang memang ditempatkan di Jakarta, untuk operasional Bupati Empat Lawang (HBA,red). Jadi tidak benar kalau mobil itu digunakan sebagai gratifikasi untuk Ketua MK Akil Mochtar,” ujarnya.
Nawawi juga mengatakan, sangat tidak mungkin Pemkab Empat Lawang memberikan mobil dinas kepada pihak lain. “Bagaimana mungkin mobil dinas mau diberikan kepada orang lain, pertanggungjawabannya nanti gimana. Apalagi kalau ada pemeriksaan barang inventaris, bener kan,” kata Nawawi.
#Kadin Tata Kota
Palembang Diperiksa
Terpisah, Kepala Dinas (Kadin) Tata Kota Palembang Isnaini, dikabarkan menjalani pemeriksaan di KPK, kemarin. Hal itu ditegaskan Juru Bicara KPK Johan Budi SP, ketika dihubungi Palembang Pos, melalui ponselnya kemarin sore. Menurut Johan, saksi Isnaini tersebut memenuhi panggilan penyidik, guna dimintai keterangannya.
Namun untuk materi dan jumlah pertanyaan yang diajukan penyidik kepada saksi Isnaini, Johan Budi mengaku kurang mengetahuinya. “Yang jelas saksi (Isnaini,red) tersebut hadir pada pukul 06.00 WIB, dan sudah untuk kedua kalinya di panggil, guna dimintai keterangan menyangkut kasus ini (dugaan suap mantan Ketua MK Akil Mochtar,red),” jelasnya.
Sementara disinggung mengenai pemilik Mazda CX 9, Johan Budi mengaku belum dapat banyak berkomentar, sebab belum ada pemberitahuan resmi dari pihak penyidik kepada humas. ‘’Nah kalau saol itu kita juga belum tahu sejauh apa perkembangannya. Soalnya pihak penyidik saat ini belum melaporkan secara resmi mengenai hal itu,” tukasnya. (day/del/vot)