Tak Pernah Tinggal Gotong Royong

Karena terlibat narkotika, Erwin (39), PNS Patroli Jalan Raya (PJR) Polda Sumsel, harus mendekam dibalik jeruji besi. Selain iseng menjadi pemuja inek, ia juga tak mengambil keuntungan dari penjualan inek dengan Wawan, PNS PU Bina Marga tersebut.

DENNI - Palembang

Dilingkungan tempat tinggalnya di Jalan Perindustrian II Ujung, RT 01/01, Kelurahan Sukadamai, Kecamatan Sukarami, semua orang pasti kenal Erwin. Kebaikannya gemar membantu warga mengurus pajak kendaraan, hingga buat SIM dan urus STNK itu diketahui orang. Bahkan Erwin terkadang menolong atas tenggang rasanya yang tinggi, bukan mengharapkan imbalan atau pujian.
Kebaikan tersangka Erwin itu, seperti diceritakan Sulai (41), Kamis (07/06), sekitar pukul 13.00 WIB. Sulai merupakan tetangga dekat Erwin. Menurut Sulai, Erwin itu dikenal baik, karena sudah banyak menolong warga di Kelurahan Sukadamai. “Orangnya baik, sering berkumpul dengan tetangga. Benar pak saya bilang jujur soal Erwin itu. Terakhir ketemu minggu kemarin, waktu ada gotong royong di kampung. Hampir tidak pernah dia absen kalau ada gotong royong, dia ikut nyangkul atau bersih-bersih jalan. Untuk kehidupan keluarganya kelihatannya berkecukupan sekarang, tapi tidak semudah itu. Dulunya sebelum PNS, ia juga pernah merasakan susah,” ungkap Sulai.
Sekarang Sulai termasuk warga lainnya mengaku terkejut atas penangkapan Erwin itu. “Jelas kami tidak menyangka kalau Erwin akan berurusan sama narkotika. Karena selama disini tidak pernah dengar atau lihat pakai barang haram itu, bahkan minum-minuman keras juga tidak. Kini banyak warga bingung tiap mau mengurusi pajak, pembuatan STNK atau SIM. Karena selama ini kadang kita tinggal minta tolong titip, kata dia (Erwin) seminggu jadi ya jadi. Pokoknya susah kami sekarang ngurus pajak. Terus dia juga potongannya orang benar, tidak pernah berulah di kampung. Katanya nolongin orang mencarikan barang entah benar atau tidak saya tidah tahu pastinya,” terang Sulai lagi.
Menurut keterangan Rusmawati (31), pada saat ditangkap Senin (04/06) di rumahnya, sebelumnya polisi mendatangi dahulu rumahnya dua kali. “Tidak ada barangnya waktu polisi menggeledah rumah kami pak, sehari pertama jam 18.30 WIB dan jam 20.30 WIB. Tidak pernah dia itu pakai barang terlarang, makanya saya sampai nangis kenapa bapak sampai kejadian begitu. Dijawab bapak (Erwin, red) katanya pikirannya seperti dihipnotis. Sepintas seperti petir, tiba-tiba barang itu ada dan dia mengaku iya padahal tidak tahu menahu,” beber Rusmawati dijumpai di rumah keluarganya.
Dilanjutkan ibu lima anak ini, semenjak kejadian sudah tiga kali dirinya besuk. Hanya ketiga baru bisa ketemu untuk mengantarkan alat salat dan makanan. “Tidak kuat rasanya kalau tidak ingat sama kelima anak saya pak. Yang paling besar dua, satu SMA dan satu mau masuk SMA, tiganya lagi SD. Selama bekerja dirinya juga tidak pernah mendengar suaminya itu (Erwin) bercerita kalau dapat teguran dari kantor. Baru dia ini PNS di PJR Polda belumlah satu tahun, hanya lama di Polda selama 10 tahun honor. Sekarang inilah baru diangkat,” ungkapnya.
Diutarakan Rusmawati, kehidupan serba sulit sudah terbiasa dilaluinya bersama sang suami. “Kalu mau tau dek, bapak itu tidak semudah itu jadi PNS. Awalnya buruh bangunan serba susah hidup kami. Namanya rejeki ada kenalan yang nawari kerja di polda mau tidak jadi suruhan mulai dari bersih-bersih lantai, nyapu, motong rumah beberapa tahun. Dari situlah karena kejujuran dan orangnya memang nurut keberuntungan menghampiri mulai dia diangkat honor, kehidupan kami sedikit berubah membaik. Setelah itu dari Polda dia dipindah di PJR disanalah diangkat, artinya tidak mudah dapat pekerjaan itu tapi memang dari nol. Aku pikir karena saking jujurnya itulah suami saya dimanfaatkan orang, memang tidak pernah pakai apalagi berbisnis, hanya menolong orang,” tambahnya. (**)