RSMH, Palembang Pos.- PENYAKIT endometriosis (radang yang berkaitan dengan hormone, red) merupakan satu jenis penyakit yang agak luar biasa. Banyak diantara wanita yang tidak mengetahui tentang penyakit ini, padahal penderitanya bisa dibilang lumayan banyak. Masalah yang ditimbulkan penyakit ini diantaranya ialah keguguran dan kemandulan. Menurut dr Aerul Cakra SpOG (K) dari RS Siloam Sriwijaya, penyakit endometriosis merupakan penyakit jaringan endometrium yang berada di luar rahim. Lokasi tumbuhnya beragam di rongga perut, seperti di ovarium, tuba falopii, jaringan yang menunjang uterus, daerah di antara vagina dan rectum, juga di kandung kemih. “Gejala endometriosis biasanya sakit saat haid, nyeri saat berhubungan seks dan berkurangnya kesuburan. Diduga hubungan seks dapat mendorong aliran darah haid yang mengandung sel-sel dinding rahim kembali ke saluran telur dan ke rongga perut, sehingga dapat tumbuh di tempat yang tidak sebenarnya,” terang Aerul Cakra. Mengenai penyebab endometriosis, kata dia, sampai saat ini belum dapat dipastikan (multifaktorial). Tapi bisa saja genetik, efigenetik, hormonal, inflamasi, lingkungan. “Bisa saja pengaruh dioksin yang bisa mengganggu kesehatan,” ungkapnya. Adapun gejala yang dirasakan oleh penderita endometriosis, diantaranya sakit pada perut bagian bawah, bisa sesekali maupun terus menerus dan bisa juga terkait dengan masa menstruasi. Rasa sakit ini seringkali tidak tertahankan, sehingga menyebabkan penderitanya tidak bisa melakukan aktivitas biasanya. Gejala lain bisa berupa menstruasi yang sangat berat, nyeri saat berhubungan, sakit punggung bagian bawah, sulit BAB atau gangguan BAB, bahkan merasa sakit saat buang air kecil. “Walaupun demikian, bila kita mengalami gejala-gejala di atas, tidak serta-merta berarti bahwa kita mengalami endometriosis. Gejala ini juga mungkin disebabkan oleh hal-hal lain, misalnya infeksi. Tapi, bagi wanita yang sering mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyakitnya. Jika sudah terdeteksi endometriosis, dokter dapat menyarankan pengobatan yang akan dilakukan. Bisa saja melalui pembedahan,” pungkasnya. (cr02)
|