Angkatan 45, Palembang Pos.- Sudah banyak yang mengetahui bahwa HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit pembunuh nomor satu di dunia. Penularan HIV/AIDS bisa dari berbagai cara, namun bukan lantaran kontak fisik. Untuk itu, hendaknya seseorang mewaspadai penularan HIV/AIDS supaya penyakit tersebut tidak menyerang dan korban berjatuhan. Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan selaku Kepala Departemen Penyakit Dalam RSMH Palembang, dr H Harun Hudari SpPD FINASIM, AIDS merupakan sekumpulan gejala dan infeksi (sindrom) yang ditimbulkan oleh rusaknya sistem kekebalan tubuh akibat infeksi HIV. HIV pula menyebabkan seorang rentan terhadap infeksi oportunistik (tumor). HIV dapat ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) dengan cairan tubuh. Semisal darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu yang mengandung HIV. “Disamping itu, penularan AIDS dapat terjadi melalui hubungan intim. Kemudian, transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, serta kontak ibu dan bayi selama kehamilan, persalinan, atau pemberian ASI,” terang Harun kepada wartawan koran ini, Sabtu (30/11). Virus HIV ditularkan melalui cairan yang menggerogoti sistem pertahanan tubuh. Antara 40-90 persen orang yang terpapar virus HIV pada awalnya akan mengalami gejala, seperti flu yang dikenal dengan Acute Retroviral Syndrome disingkat ARS. Namun terkadang gejala HIV tidak dapat terdeteksi, bahkan hingga beberapa tahun ke depan pasca terinfeksi virus HIV. “Karena HIV tidak dapat terdeteksi sejak dini dan apakah tubuh kita terpapar HIV atau tidak, maka sangat direkomendasikan untuk melakukan tes laboratorium untuk mengetahuinya. Terutama bagi Anda yang gemar berhubungan seks dengan orang-orang yang berbeda,” sarannya. Maka jika seseorang yang menderita penyakit tersebut, gejala yang menyerupai mononukleosis infeksiosa, yakni penyakit yang ditandai dengan demam, nyeri tenggorokan dan pembesaran kelenjar getah bening, disebabkan oleh virus Epsteinbarr, salah satu dari virus herpes. Gejalanya berlangsung selama 3-14 hari. Sebagian besar gejala akan menghilang, meskipun kelenjar getah bening tetap membesar. Penderita bisa menunjukan gejala-gejala infeksi HIV dalam waktu beberapa tahun sebelum terjadinya infeksi atau tumor yang khas untuk AIDS. Selain itu, ada beberapa tahap yang menyebabkan gejala paling utama pada saat terkena penyakit HIV ini. Antara lain untuk stadium satu tidak akan terlalu tampak, karena ini biasanya yang dirasakan seperti penyakit biasa saja yang disertai demam dan kemudian sembuh kembali. “Namun jika telah memasuki stadium 2 sampai 4 bisa jadi awal dari datangnya penyakit AIDS yang telah terinfeksi oleh HIV itu sendiri, maka tubuh akan merasakan mudah terserangnya berbagai penyakit. Bahkan susah sekali untuk sembuh, karena perkembangbiakan penyakit HIV sangat cepat hingga dapat merenggut nyawa,” terang Harun. Cara pencegahannya, kata dia, supaya tidak bercinta dengan orang yang sembarangan apalagi dengan orang yang menderita virus HIV tersebut. “Sebab untuk menghindari kontak dengan cairan vagina, air mani dan cairan pra-mani harus selalu menggunakan pelindung atau kondom. Terlibat dalam seks dengan banyak pasangan, serta suntikan jarum yang dipakai bergantian dan tidak steril dapat menyebabkan risiko. AIDS menyebar karena transfusi darah, jadi sangat berhati-hati sebelum memakai jarum hingga hindari ASI yang mengandung virus HIV,” tutupnya. (cr02)
|