BANYUASIN - Sungguh beruntung nasib Briptu Iwan, anggota Ditsabhara Polda Sumsel. Kalau saja tak berhasil menyelamatkan diri, ia dan temannya Ali, warga sipil, tentu sudah menjadi bulan-bulanan massa. Akan tetapi, mobil yang dikendarainya Daihatsu Xenia Hitam Metalik Nopol BG 111 MI, ringsek setelah diamuk massa.
Belakangan diketahui kalau mobil tersebut merupakan mobil dinas salah seorang pejabat di salah satu dinas di Pemkab Banyuasin. Kejadian itu, Senin (11/06), sekitar pukul 02.30 WIB, di jalanan Desa Tanjung Laut, Kecamatan Suak Tapeh, Banyuasin. Sebelum kejadian, Briptu Iwan bersama Ali, diajak Rusli (Mantan Kades Meranti, Kecamatan Suak Tapeh,red), menghadiri resepsi pernikahan di rumah Rahman, salah seorang warga Desa Meranti.
Kabarnya, di pesta pernikahan itu, Iwan terlibat salah paham dengan An dan Aw, semuanya warga Desa Meranti, namun berhasil didamaikan warga sekitar. Diduga dendam, An dan Aw mengajak puluhan temannya, mencegat Briptu Iwan di jalanan, usai acara hiburan. Alhasil, begitu Iwan meninggalkan lokasi hajatan, sekitar 30 orang pelaku mengendarai sepeda motor, langsung mengejar mobil yang dikendarainya.
‘’Aku Cuma mendengar, kejar,” jelas salah seorang warga Desa Meranti yang enggan menyebutkan namanya ini. Para pelaku atau massa baru berhasil mengejar Briptu Iwan di jalanan Desa Tanjung Laut, Kecamatan Suak Tapeh. Briptu Iwan dan temannya bergegas keluar mobil menyelamatkan diri. Sementara mobil plat merah yang dikendarainya menjadi sasaran massa.
Tak ayal, semua kaca mobil hancur, bahkan semua ban mobil di lepas massa. Bahkan, massa diduga berencana membakar mobil tersebut, sebab di jok bagian depan terlihat bekas terbakar. Sekdes Tanjung Laut, Herman mengaku tidak mengetahui penyebab amuk massa itu. Lokasi kejadian memang di Desa Tanjung Laut, namun akar masalahnya di Desa Meranti.
‘’Kejadian itu tepat di depan rumah saya. Tapi saya tidak tahu apa penyebab awalnya. Malam itu, yang saya dengar Cuma teriakan minta tolong. Saat saya keluar rumah, warga sudah ramai dan kami diminta jangan mendekat ke mobil. Oleh massa, mobil itu dipukuli hingga hancur,” terangnya.
Sementara pemilik hajatan di Desa Meranti, Rahman, mengaku kalau acara pernikahan anaknya itu digelar siang malam dan sudah mengantongi izin keramaian dari Polsek setempat. ‘’Untuk menambah pengamanan, kami minta bantuan tiga orang anggota TNI,” jelasnya.
Ditambahkan Rahman, dirinya tak mengetahui persoalan keributan antara Briptu Iwan dengan beberapa warga Desa Meranti. ‘’Kalau di acara kami aman-aman saja dan tidak ada masalah. Tapi, sekitar tiga kilometer dari sini, tepatnya di Desa Tanjung Laut, memang ada keributan. Tapi saya tidak tahu awal permasalahan yang sebenarnya,” tambahnya.
“Para pelaku kemungkinan orang yang tidak suka dengan korban (Briptu Iwan,red), sehingga terjadi aksi pengrusakan. Mengingat kejadian ini terjadi setelah korban pulang dari menghadiri pesta perkawinan salah seorang warga di Desa Meranti. Bisa jadi ini karena ada salah paham, pasti ada sebab dan akibatnya,” jelas Kabag Ops Polres Banyuasin Kompol Doni S Sembiring SIK, saat dikonfirmasi wartawan.
Kapolres Banyuasin AKBP Agus Setiawan SIk, didampingi Kapolsek Betung AKP Ali Rojikin SH MH, Kasatreskrim Polres Banyuasin AKP Suhardiman, membenarkan kejadian tersebut. Menurut Agus, korban sendiri sudah melaporkan kejadian itu ke Mapolres Banyuasin. ‘’Karena dia (korban Briptu Iwan,red) anggota polisi dan juga sebagai korban, kasusnya juga akan diselidiki oleh piket Propam,” ungkapnya.
Ditambahkan Agus, saat ini kasusnya dalam penyelidikan dan pihaknya sudah mengantongi beberapa nama pelaku pengrusakan mobil tersebut. ‘’Sejauh ini motif pengrusakan belum diketahui. Kita sedang melakukan pengembangan kasusnya, termasuk mengejar para pelakunya,” tegasnya.
Terpisah, Gunawan Ghazalie, orang tua Briptu Iwan, saat dibincangi wartawan di Mapolres Banyuasin, tidak menampik musibah yang dialami anak kandungnya tersebut. Gunawan menyerahkan sepenuhnya kepada Polres Banyuasin, untuk mengungkap para pelakunya.
‘’Kejadiannya semalam, sewaktu anak saya hendak pulang dari menghadiri pesta di Meranti. Alhamdulillah anak saya selamat. Ya kita serahkan saja kasusnya kepada polisi, biar polisi yang mengusutnya,” terang pria yang kesehariannya menjabat Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Banyuasin ini. (cr01)