RSMH, Palembang Pos.- TAK banyak yang tahu mengenai penyakit Thalassaemia. Ternyata penyakit ini cukup banyak dan membahayakan. Thalasseamia merupakan kelainan sel darah merah yang diturunkan. Kelainan sel darah merah inilah disebabkan berkurang atau tidak dibentuknya bahan pembentuk hemoglobin. Menurut Spesialis Anak di Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, DR dr Rini Purnamasari SpA, akibat dari penyakit ini sel darah merah mudah pecah. Maka penyakit ini diturunkan dari kedua orang tua dan bukan merupakan penyakit menular, dan penderita Thalassaemia dengan tingkat tertentu terus melakukan transfusi darah seumur hidupnya. “Secara klinis thalassaemia dibagi tiga, antara lain thalassaemia minor atau pembawa sifat thalassaemia. Penderita dalam tahap ini tidak bergejala khusus, tidak membutuhkan transfusi darah, hidup seperti orang normal. Lalu untuk penderita thalassaemia intermedia, penderita mengalami gejala ringan dan membutuhkan darah tetapi tidak rutin. Akan tetapi yang paling membahayakan sipenderita thalassaemia mayor harus membutuhkan transfusi darah secara rutin untuk kelangsungan hidupnya,” ungkap Rini pada saat ditemui diruangan kerjanya, kemarin (6/12). Pada umumnya, kata dia, jika seseorang menderita thalassaemia mayor yang ia rasakan akan mengalami pucat, lesu, kuning, kadang disertai perut membesar. Hal ini terjadi karena untuk memenuhi kebutuhan sel darah merah yang kurang, sedangkan organ tubuh harus bekerja lebih keras sehingga terjadi pembesaran hati dan limpa. Dia menerangkan, bagaimana caranya thalassaemia minor diturunkan dari kedua orang tua kepada anak-anaknya. Jika kedua orang tua tidak menderita thalassaemia minor (normal), maka semua anak akan mempunyai darah normal. Namun, jika salah satu orang tua pembawa sifat thalassaemia minor dan satunya lagi akan tetap normal. “50 persen anak mereka kemungkinan akan lahir thalassaemia minor dan 50 persen lainnya normal. Sebab ini perbandingannya sama-sama 50 persen. Selain itu, bisa saja jika kedua orang tua pembawa sifat thalasseamia minor, maka 50 persen anak mereka kemungkinan akan lahir dengan thalasseamia minor, 25 persen normal, dan 25 persen thalasseamia mayor,” terang dia. Mengenai pengobatan, kata Dokter Rini, sampai saat ini thalasseamia mayor belum dapat disembuhkan. Pengobatan satu-satunya dengan melakukan transfusi darah rutin, rata-rata sebulan sekali untuk seumur hidupnya disertai komsumsi obat-obatan tertentu. “Untuk mengetahui dan mencegah agar penyakit thalasseamia ini tidak bertambah perlu adanya screening awal dengan memeriksakan hemoglobin (HB),” pungkasnya. (cr02)
|