Bisa Menjadi Gejala Tumor Otak
Palembang, Palembang Pos.- Sama halnya pada orang dewasa, sakit kepala tak boleh diremehkan jika terjadi pada anak-anak. Ini bisa jadi pertanda akan sesuatu lebih buruk dari sekadar sakit kepala, misalnya saja gejala tumor otak. Tumor otak merupakan salah satu penyakit yang menyerang otak. Otak merupakan salah satu organ tubuh yang paling penting, karena dapat menyebbakan kematian. Tumor otak bisa menyerang siapa saja, bahkan anak-anak dan remaja, namun pada umumnya tumor menyerang orang usia produktif atau dewasa. Dokter spesialis anak RS Muhammad Hoesin, dr Rismarini SpA (K) menuturkan, tumor otak tidak selalu mengakibatkan kematian. Namun pada kasus tumor otak jinak, saat mereka tumbuh, mereka dapat menghancurkan dan menekan jaringan otak yang normal lainnya, yang dapat berakibat pada kelumpuhan ataupun fatal. “Yang menjadi fokus utama pada pasien kanker otak maupun tumor otak ini adalah seberapa cepat mereka menyebar melalui bagian otak/ syaraf tulang belakang lainnya dan apakah mereka bisa diangkat dan tidak kambuh lagi. Beberapa faktor yang memengaruhi prognosa (harapan hidup) penderita tumor otak antara lain kemampuan deteksi dini dengan diagnostik dan terapi (operasi) seperti CT-Scan, MRI (Magnetic Resonance Image), mikroskop,” terangnya. Mengenai kapan harus khawatir akan sakit kepala yang dialami anak-anak untuk mencegah hal lebih buruk terjadi, dia menuturkan, alarm dalam tubuh akan terus berbunyi yaitu jika sakit kepala terus berulang, sering dan semakin parah. Perbedaan antara tumor otak dan sakit kepala memang bisa sangat halus. “Gejala lainnya yang bisa menjadi tanda yakni tumor bisa menyebabkan perubahaan suasana hati, visi dan keseimbangan yang bisa mengarahkan orang tua untuk membawa anaknya ke rumah sakit, atau mengkonsultasikannya dengan dokter spesialis,” terangnya. Ditambahkan Rismarini , untuk memastikan sakit kepala yang diderita anak merupakan tumor atau hanya sakit kepala biasa, salah satunya dengan cara dengan MRI. Tapi memang situasi sulit bagi dokter, tidak adil untuk melakukan MRI pada setiap remaja yang mengeluh migrain. Namun dokter harus memutuskan seberapa serius sesuatu dan seberapa cepat memerlukan perawatan. “Sama halnya dengan orang dewasa, anak-anak juga akan mendapatkan sakit kepala dalam respon terhadap stres atau kecemasan di sekolah atau di rumah, cara terbaik untuk mengelola migrain pada remaja, yakni dengan beristirahat di tempat yang gelap, tenang dan tidur bisa mempercepat pemulihan karena ssus melambat selama serangan. Sehingga obat yang lebih tepat, lebih baik obat penghilang rasa sakit sederhana, baru setelah itu jika masih sakit harus segera diperiksakan secepatnya,” tandasnya. (cr10)
|