RSMH, Palembang Pos.-
HFMD dalam dunia kedokteran dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau yang lebih dikenal awam dengan istilah Flu Singapura, bisa juga dalam Bahasa Indonesia Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut (PTKM). Banyak menyerang bayi hingga usia anak-anak.
HFMD menjadi tenar dengan istilah Flu Singapura, karena penyakit ini pernah menjadi wabah di Singapura. Untuk diketahui, HFMD sudah lama ada di Indonesia. Dimana penyakit ini bermula dari infeksi yang disebabkan oleh virus dan mengenai tangan, kaki dan mulut.
Virus ini masuk ke dalam family Picornaviridae, dan genus Enterovirus yang terdiri atas virus Coxsackie A, Coxsackie B, Echovirus dan Enterovirus. Namun paling sering disebabkan oleh virus Coxsackie A 16 dan sebagian oleh Enterovirus 71 (EV-71).
“HFMD sangat menular, terutama pada musim kemarau. Penyakit ini banyak menyerang bayi dan anak terutama usia kurang lima tahun dan jarang pada dewasa,” kata dr Fitriani SpKK, yang bertugas di Departemen Kulit dan Kelamin RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang.
Dia menghimbau, apabila anak sudah terserang penyakit ini, baiknya diistirahatkan secara total terutama pada anak yang sudah memasuki masa sekolah. Karena penyakit ini tergolong penyakit yang sangat mudah menular.
“Dengan istirahat yang cukup, biasanya penyakit dapat sembuh sendiri setelah 7-10 hari,” cetusnya.
Namun, lanjutnya, meskipun penyakit dapat sembuh sendiri akan tetapi pada beberapa kasus HFMD membutuhkan perawatan di rumah sakit karena adanya komplikasi. Komplikasi HFMD dapat mengenai jantung, paru atau bahkan ke susunan syaraf pusat.
“HFMD yang disebabkan oleh Coxsackievirus A16 biasanya mempunyai gejala lebih ringan, sedangkan Enterovirus 71 dapat lebih parah dan menyebabkan komplikasi. Lantaran, sampai saat ini belum ada vaksinasi untuk penyakit HFMD.
Sebaiknya Penyakit ini dicegah dengan cara menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi serta rajin mencuci tangan terutama setelah membersihkan hidung, menggunakan toilet atau mengganti popok.
“Tindakan ini terbukti efektif dalam menurunkan penularan penyakit yang disebakan oleh virus ini,” tuturnya.
Udara menjadi jalan penularan virus HFMD, percikan air liur ketika berbicara atau bersin, kontak langsung dengan cairan yang terdapat pada bintil atau feses orang yang terinfeksi serta melalui benda yang terkontaminasi dengan virus.
Masa inkubasi atau masa saat virus masuk ke tubuh sampai timbulnya gejala klinik yaitu 3-6 hari, tambahnya, seseorang yang akan terkena HFMD biasanya didahului gejala nyeri otot, lemas dan demam ringan yang dapat sembuh sendiri.
“Dalam beberapa hari muncul lenting-lenting kecil di dalam mulut yang menyerupai sariawan dan terasa nyeri, sehingga menyulitkan pasien untuk menelan makanan,” jelasnya.
Selain itu, di bagian tangan, kaki dan di sekitar mulut muncul bintil atau ruam kemerahan. Pada beberapa kasus, kadang kuku tangan atau kaki dapat terlepas akibat penyakit ini.
“Pasien HFMD membutuhkan istirahat yang cukup. Makanan yang bergizi serta tetap mandi dan menjaga kebersihan diri. Pada anak yang terjangkit, tidak ada makanan yang dipantang serta tetap mandi untuk mempercepat proses penyembuhan,” tegasnya. (nik)