PLPJ Tunggu Kebijakan Wako, Andalkan Transmusi
PT Sarana Pembangunan Palembang Jaya (SP2J), sebuah perusahaan yang bernaung dibawah bendera Pemerintah Kota Palembang. Perusahaan yang lebih dikenal sebagai pelopor angkutan massal Bus Rapit Transit (BRT) Transmusi di Kota Palembang ini beberapa waktu belakangan sempat diterpa isu kesulitan keuangan. Bagaimana kondisinya kini ? Bagaimana rencananya kedepan ?
SEFTI-Palembang
Isu tak sedap sempat menggoyangkan perusahaan yang berdiri sejak tahun 2006. Permsaalahan muncul akibat kesulitan keuangan yang menyebabkan perusahaan ini menunda membayar gaji pegawai. Melihat kondisi miris itu, akhirnya Pemerintah Kota Palembang yang berperan sebagai penanam saham tertinggi ini memberikan solusi cepat untk membenahi demi kelangsungan SP2J. “Di tahun ini kami berupaya memperbaiki perusahaan yang mengharumkan nama Kota Palembang sebagai penyelenggara sarana transportasi masal terbaik ini,” kata Marwan Hasmen Direktur Utama PT SP2J yang baru menjabat sekitar 4 bulan lalu. Sambungnya, banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus segera diselesaikan. Diantaranya, perombakan manajemen yang dilakuan pemkot mulai dari pergantian pemimpin hingga kembali menyuntikan dana segar bagi kelanjutan operasional perusahan yang menjadi induk dari 7 macam unit usaha lainnya ini. Diakui Marwan, sejumlah masalah memang masih membelit SP2J. Diantaranya, PT Perusahaan Listrik Palembang Jaya (PLPJ) yang pembangunannya tak kunjung usai, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang juga belum operasional hingga permasalahan di Transmusi. “Itu sebuah tantangan dan harus dibenahi,” ucapnya. Menurutnya, dengan defisit keuangan yang terjadi setiap bulannya, membuat pihaknya kini harus bekerja ekstra keras untuk dapat berdiri mandiri. “Seperti Transmusi, itu setiap bulan bukan menghasilkan untung, kami justru mengalami defisit hingga Rp 800 juta setiap bulannya,” kata dia. Maka dari itu, ide brilian hingga SDM yang mumpuni sangat dibutuhkan di tubuh SP2J. Sehingga target pihaknya untuk dapat keluar dari polemik di tahun ini dapat tercapai. Angin segarpun mulai menghampiri, Pemkot Palembang telah menganggarkan di APBD 2014 nilai miliaran rupiah untuk membenahi PT SP2J. Program barupun diusung, untuk BRT Transmusi pihaknya telah menambah 30 armada baru hingga kini jumlah totalnya mencapai 150 unit. Untuk jaringan gas kota pun tak luput dari perhatian, kucuran dana sebesar Rp 6,6 miliar pun diberikan untuk penambahan modal pemasangan jaringan gasbaru dengan menargetkan mampu menambah sekitar 2.000 pelanggan baru. BPR Pasar pun kini tinggal menunggu izin operasional dari BI yang ditarget keluar pada bulan Febuari. “Semoga di tahun ini dengan semangat yang baru perusahaan kembali lancar,” terangnya Namun, tinggal satu permasalahan yang tersisa, yakni keberadaan PT PLPJ yang hingga kini belum diketahui nasibnya. Akibat penyelesaian pembangunan pabrik yang molor membuat perusahaan harus menerima denda setiap tahunnya dengan besaran hingga Rp 250 juta. Hal ini membuat Pemkot turun tangan dengan melakukan audit keuangan di SP2J hingga berinisiatif melepas kepemilikan PT PLPJ tersebut ke perusahaan swasta yang berminat. “Kalau PT PLPJ tergantung nanti dari kebijakan walikota,” kata dia. Selain itu, dia mengaku jika memang seandainya dilepas, Pemkot setidaknya tetap akan mempertahankan sekitar 60 persen sahamya. “MEDCO adalah salah satu perusahaan yang menyatakan diri berminat mengelolahnya,” kata dia. Pihaknya kini tengah fokus menyelesaikan target-target baru agar kondisi keuangan di perusahaan dapat lebih baik lagi. “Semoga saja apa yang telah dicanangkan dapat berjalan sesuai dengan harapan,” pungkasnya. (*)
|