SALAH satu bukti keberadaan Kraton Mataram di Pleret adanya sumur tiban, yang biasa disebut Sumur Puser Bumi. Letaknya di pinggir jalan Pleret, Bantul, Yogyakarta. tepatnya sekitar 500 meter sebelah timur Kantor Desa Pleret.
Keadaan sumur tersebut kini sudah kurang terawat, hanya dibuatkan cungkup. Untuk mencapai lokasi sumur, sangat mudah, sebab hanya berjarak sekitar 5 meter dari jalan raya. Tetapi karena jalan menuju lokasi turun 180 derajat setinggi kurang lebih 2 meter, maka untuk mencapainya harus melingkar.
Masyarakat Pleret menganggap peninggalan tersebut sebagai sesuatu yang biasa. Padahal menurut cerita leluhur sumur yang berada di dusun Kedaton Pleret ini sebagai tempat mencuci berbagai pusaka Keraton Mataram di zaman Sultan Agung. Salah satu kelebihan jika dibandingkan dengan sumur lain, air dari sumur ini tidak pernah kering.
Anehnya masyarakat tidak berani menggunakan air dengan sembarangan. Hanya orang-orang tertentu, misal mempunyai hajat yang berani mengambilnya. Juga mereka yang menginginkan jabatan tertentu. Air sumur tersebut bisa membantu permohonan itu terkabul.
Salah satu lurah di wilayah Bantul yang tak mau disebut namanya mengaku, sebelum menjadi lurah dia juga memohon berkah di tempat itu dengan cara mandi memakai air Sumur Puser Bumi. “Alhamdulillah berkat pertolongan Allah lantaran mandi dengan air Sumur Puser Bumi saya dipercaya menduduki jabatan itu,” katanya.
Menurut cerita beberapa tokoh masyarakat setempat, sumber air Sumur Puser Bumi berasal dari Laut Selatan. Bila ditelusuri terdapat lorong air menuju Laut Selatan. Karena kurangnya terawat, kondisi Sumur Puser Bumi kini cukup memprihatinkan. Toh begitu pada hari-hari tertentu sering terlihat beberapa orang melakukan semadi ngalap berkah.
Salah seorang yang sering melakukan tirakat di tempat itu mengatakan, dirinya pernah melihat dengan mata kepala sendiri pada tengah malam ada kain putih selebar taplak meja tiba-tiba muncul dari bawah sumur dan kemudian terbang ke arah selatan.
Menurut pengalaman sebelumnya, bila ada seseorang melihat munculnya kain putih meluncur seperti itu, pertanda hasrat keinginannya akan dikabulkan oleh Tuhan. Sayang orang tersebut tidak mau disebutkan jati dirinya.
Lurah Desa Nur Subiyantoro berharap, keberadaan Sumur Puser Bumi ini dapat tergarap untuk dijadikan kawasan wisata spiritual, misalnya dengan membangun kamar-kamar mandi khusus yang diperuntukkan bagi mereka yang ingin memanfaatkan tuah dari air Sumur Puser Bumi.(**)