MERDEKA - Rencana untuk mengurangi kawasan kumuh di Palembang terutama rumah-rumah di pinggiran Sungai Musi, melalui program bedah rumah, tahun ini akan mulai dilaksanakan. Sebanyak 1.000 unit rumah, akan menjadi target untuk bedah rumah tahun ini. Wali Kota Palembang, Romi Herton SH MH mengatakan, selain membangun rumah untuk
kawasan menengah bawah, atau Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), Pemerintah Kota melalui program PUCK juga mencanangkan membenahi rumah yang tidak layak. “Kita akan memperbaiki rumah di pinggiran musi. Selama ini masih kurang tertata. Dengan adanya bedah rumah ini, akan ditata sehingga bagian depan rumah akan menghadap ke sungai,” kata Romi. Bantuan bedah rumah untuk hunian tidak layak ini, lanjut dia, bermacam-macam. Sesuai dengan tingkat kerusakan rumah tersebut. Namun, rata-rata sekitar Rp 5-Rp 7,5 juta dari APBD Kota Palembang. Romi mengungkapkan, sungai Musi memiliki potensi yang sangat besar untuk dijual ke wisatawan. Karena itu, sangat disayangkan jika tidak dimanfaatkan dengan baik. “Saya ingin Sungai Musi benar-benar menjadi ikon wisata bagi Palembang,” paparnya. Sementara Kepala Dinas PU CK Palembang, Anna Heryana mengungkapkan, program PU CK di tahun 2014 ini cukup banyak. Salah satunya membangun kawasan kumuh atau tidak layak untuk masyarakat miskin. Dengan begitu, diharapkan, ada pemerataan sekaligus perbaikan ekonomi ke depan supaya lebih baik. Terpisah, Kepala Dinas PU CK Provinsi Sumsel, Rizal Abdullah mengatakan, program bedah rumah memang sudah menjadi program Kementerian Perumahan Rakyat. “Untuk di Sumsel, Kemenpera mengalokasikan 10 ribu unit rumah yang akan dibedah,” ujarnya.
Dia menuturkan, bedah rumah tersebut dialokasikan untuk rumah yang tidak layak huni di Sumsel. Namun, Kemenpera lebih fokus untuk rumah yang berada di tepian sungai Musi. “Agar Kota Palembang terlihat lebih rapi lagi,” katanya. Kendati demikian, sambung Rizal, bedah rumah ini juga dialokasikan untuk lokasi perkampungan kumuh atau rumah yang tidak layak huni di suatu kawasan. “Bedah rumah ini bisa kita lakukan di satu kampung yang kumuh. Tapi bisa juga membantu satu atau dua rumah yang tidak layak huni di suatu kawasan. Jadi bedah rumah ini tersebar di seluruh Sumsel,” bebernya. Lebih lanjut Rizal, menuturkan, bedah rumah ini diberikan untuk rumah yang pemiliknya bekerja informal. Misalnya, rumah tukang becak, nelayan, dan pekerja informal lainnya. “Selain bedah rumah, Kemenpera juga akan melakukan perbaikan lingkungan di kawasan rumah kumuh seperti membangun WC umum, dan jembatan/jalan,” pungkasnya. (ika)
|