Tahun Kuda Persaingan Tinggi
Palembang, Palembang Pos.- Ritual puja pelita biasa dilakukan di berbagai tempat ibadah yang menggelar acara keagamaan khususnya di berbagai vihara atau klenteng. Acara tersebut menjadi salah satu rangkaian penting dalam suatu kegiatan keagamaan yang tengah berlangsung. Demikian disampaikan Ketua Yayasan Wihara Dharmakirti Palembang Darwis Hidayat saat diwawancarai dalam perayaan Imlek 2565, kemarin (31/1). Dia menuturkan, puja pelita merupakan aktivitas atau ritual yang dilaksanakan dalam upaya memupuk kebajikan bagi para umat. “Pelita memberikan penerangan dalam kegelapan, Dharma memberikan penerangan bagi batin manusia. Pelita merupakan simbol penerangan. Pada saat seseorang melakukan atau mengikuti puja pelita, banyak kebajikan yang sedang dilakukan,” terangnya. Pelita lanjutnya, simbol yang biasanya dihadirkan dengan cahaya lilin, pelita minyak, pelita ghee sebagai pengganti minyak, dan lain-lain. Ada banyak hal mesti direnungkan bagi seseorang yang melakukan puja pelita, yakni merenungkan pelita sebagai simbol penerangan (dharma) dan bertekad untuk mengembangkan batin dengan penerangan dharma serta melambangkan kebajikan, sekecil apapun tetap akan bersinar. Disinggung terkait tahun kuda pada Imlek 2565 tersebut, Darwis mengungkapkan, tahun kuda menyimbolkan kegagahan dan kecepatan dalam sebuah kompetisi. Apalagi di Indonesia saat ini merupakan tahun politik yang cukup ramai digeluti. “Untuk harapan kita di tahun kuda ini semoga karir dan rezeki semakin bertambah. Sesuai dengan simbol kuda yang cepat dan gagah serta menjadi andalan, tentunya mengisyaratkan semakin tinggi kompetisi dan persaingan di tahun ini. Oleh sebab itu kita mesti terus mengasah potensi dan kemampuan yang kita miliki agar dapat memiliki daya saing,” pungkasnya. Terpisah, selama libur Imlek kemarin, suasana di Jalan Sudirman, Veteran dll terlihat sedikit lengang. Pasalnya, pertokoan yang berada di pinggir jalan tersebut banyak yang tutup. “Ya, karena Imlek jadi toko-toko banyak tutup. Kecuali pusat perbelanjaan yang tetap buka,” kata Dian, warga Jakabaring. (cr10)
|