Palembang, Palembang Pos.- Ratusan ikan yang berada di sekitar perairan Pulau Kemaro Rabu (5/2) mati mendadak. Hal ini dimanfaatkan nelayan dengan langsung menjaring ikan-ikan yang mati tersebut. Sulaiman (40), salah seorang nelayan mengatakan, kejadian tersebut diketahui pada pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB oleh nelayan lainya. Mendengar hal itu, sontak akhirnya banyak nelayan yang datang kelokasi untuk sekedar turut mengambil ikan. “Banyak ikan mengapung, kami tidak tahu pasti apa penyebab,” kata dia saat dibincangi wartawan. Banyaknya ikan mati, lanjut dia, bukan hanya di sekitar Pulau Kemaro, kejadian serupa juga terjadi dari Benteng Kuto Besak (BKB) hingga Intirup. “Belum tahu apa penyebabnya, kami juga aneh dengan banyaknya ikan mati ini,” ungkapnya. Kepala Bidang Perikanan, Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan (DP2K) Palembang Ir Wandary Suhaimi mengatakan, secara teknis diduga kematian ikan mendadak ini kemungkinan disebabkan oleh adanya perubahan tekanan arus pasang surut air sehingga membuat air dibagian bawah sungai menguap saat panas sehingga uapnnya naik ke permukaan. “Naiknya uap air ke permukaan inilah menyebabkan terjadiya perubahan suhu air secara drastis membuat ikan kecil rentan stres dan mati,” kata dia. Selain itu, penyebab lainnya ikan mati bisa saja kemungkinan dikarenakan adanya aktivitas pembuangan ataupun pencucian derigen sisa racun pestisida di sekitar Pasar 16 dan Sayangan yang jaraknya berdekatan dengan lokasi matinya ikan. Ikan yang mati itu, tambah dia, banyak ikan kecil sebab ikan kecil memang lebih senang berenang di pinggiran sungai sehingga secara otomatis membuat ikan kecil, anak ikan dan udang mati. “Kalau ada pedagang yang mencuci derigen dan drum di sekitar pasar 16 dan Sayangan itu siapa yang tahu coba kita juga tak bisa memantaunya,” ujar dia. Diakuinya, kejadian seperti ini bukan yang pertama kalinya terjadi. Kasus serupa pernah terjadi di pinggiran sungai Musi yang bermuara dari aliran anak sungai seperti yang terjadi di Tangga Buntung. “Matinya ikan ini selain mencemari lingkungan juga merusak ekosistem di sungai,” imbuhnya. Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Palembang M Tabrani mengatakan tak mengetahui jika ada ratusan ikan mati mendadak di Sngai Musi. “Saya tidak tahu kalau ada ikan mati, nanti kita selidiki apa penyebabnya dan dimana lokasinya,” ujarnya. Menurutnya, penyebab matinya ikan dikarenakan pengaruh pasang surut air musi dari banjir akibat tingginya intensitas hujan akhir Januari lalu. “Jangan langsung bicara pencemaran, sebab belum diteliti. Setelah diteliti baru akan diketahui apa penyebabnya. Tapi saat ini secara umum kondisi kualitas air baku sungai musi normal dan baik. Sebabnya, kualitas air baku normal dan baik tidak tercemar, kita teliti dulu apa penyebab kematian ikan tersebut,” pungkasnya.(ika)
|