Barlian, Palembang Pos.-
Pengelolahan kekayaan sumber daya alam (SDA) di Indonesia, mulai dari energi, sumber daya Mineral, serta hasil perkebunan dan kehutanan, ternyata masih didominasi negara capital asing.
Ini dismpaikan Kepala BPK RI, Ali Masykur Musa saat berkunjung di Graha Pena, kemarin (6/2). Menurutnya, untuk bagi hasil migas saja Indonesia masih sedikit, belum lagi permasalahan perkebunan dan kehutanan yang seharusnya negara mendapat bagi hasil yang seimbang sehingga kebutuhan rakyat tercukupi.
“Coba kita bayangkan, pendapatan negara dari sektor kehutanan saja saat ini hanya Rp 312 trilyun dari 1.000 triliyun yang dibawa negara capital asing, artinya tidak sampai setengah persen bagi hasil yang kita terima sementara komoditi yang kita miliki itu merupakan kekayaan alam negara kita,” cetusnya.
Selain dari permasalahan tersebut lanjutnya, baru-baru saja Indonesia mengimpor beras dari negara Vietnam, padahal Indonesia merupakan negara yang cukup besar penghasil pangan khususnya produksi beras hampir disetiap provinsi.
“Negara kita ini, merupakan negara maritim dan agraris, cukup memilukan kalau komuditi beras saja kita mesti mengimpor dari negara tetangga seperti Vietnam, sehingga BPK sendiri menolak ekspor beras yang dilakukan mantan Menperindag itu,” terangnya.
Ditambahkan Ali, terkait impor tersebut kini menjadi permasalahan serius dan sedang dalam pemeriksaan BPK RI meskipun Gita Wirjawan telah mundur dari jabatannya sebagai Menperindag.

 "Yang kita periksa kelembagaan, siapa saja yang berkaitan dengan izin itu yang kita periksa, tidak kenal mundur atau tidak menterinya, selama itu melanggar aturan hukum dan ketentuan yang berlaku maka mesti kita tindak secara tegas,”pungkasnya. (cr10)