Ingin Inginkan Motor 24 Liter

Mampu membukukan catatan waktu di bawah dua menit dalam uji coba di Sirkuit Sepang, Malaysia, adalah catatan hebat untuk Valentino Rossi. Namun, pembalap Yamaha Factory Racing itu menyatakan ingi menggunakan motor open class.
Motor open class disebut Rossi lebih menantang untuk pembalap. Karena peran elektronik lebih sedikit. Sebaliknya, bahan bakar diberikan untuk open class lebih banyak dari pada kelas pabrikan (24 berbanding 20).
Bertahun-tahun Rossi memang menyerukan agar ketergantungan motor terhadap sistem elektronik dikurangi. Karena menurutnnya, sebuah balapan seharusnya lebih mengandalkan skill pembalapnya daripada kecanggihan motor.
Nah, impian the Doctor itulah yang diwujudkan Open Class pada musim ini. Di Sepang, bintang baru open class Aleix Espargaro NGM Forward Racing-Yamaha tampil mengejutkan. Kakak Pol Espargaro itu sukses menembus lima besar dan finish di posisi keempat pembalap.
”Aku rasa potensi open class sangat luar biasa. Bahkan saat simulasi balapan. (Aleix) Espargaro sangat cepat,” ujar rider Italia tersebut kepada Crash. Rossi menggarisbawahi bahwa peran Espargaro sebagai pembalaplah yang membuat motornya begitu cepat. ”Dia mampu memaju motornya sampai batas maksimum,” tambahnya.
Rossi juga menyebut fasilitas 24 liter bahan bakar yang didapat pembalap open class ikut mendukung kemampuannya. ”Bahan bakar lebih banyak dan pengurangan elektronik adalah ide bagus bagi semua pihak, pastinya!” papar rider 34 tahun tersebut.
Apakah Rossi juga mau mencoba motor open class Yamaha ? ”Aku merasa nyaman dengan motorku. Tapi aku ingin motorku dengan 24 liter!” ucapnya lalu tersenyum.
Analisa Rossi bahwa open class akan mempertaruhkan skill pembalapnya bukan tanpa dasar. Dengan motor yang sama, FTR-M1, rekan setim Espargaro, Collin Edward juga tak mampu berbuat banyak. Dia hanya finish di posisi 14 dengan catatan waktu 2 menit 1,731 detik atau terpaut dua detik dari Marc Marquez sebagai yang tercepat.
Wacana Rossi tentang pengurangan ketergantungan pada elektronik motor juga tanpa alasan. Dia adalah rider yang pernah merasakan masa transisi MotoGP ke era modern. The Doctor menjadi juara terakhir kelas 500 cc pada 2001 dengan mesin Honda sebelum beralih ke 990 cc musim berikutnya. Mesin 500 cc dipakai sejak grand prix MotoGP pertama pada 1949.
Musim 2014 adalah pertama kali Dorna membatasi penggunaan elektronik motor dengan hanya membolehkan pemakaian ECU produksi Magneti Marelli sebagai paket hardware motor. Hanya saja untuk kelas Factory diperbolehkan mengembangkan software-nya. Untuk opsi ini Honda mangancam akan keluar dari MotoGP jika pengembangan software dilarang.
Kebebasan untuk mengembangkan strategi elektronik adalah kesepakatan antara Dorna dan pabrikan pada era empat tak. Perubahan kapasitas mesin dari 990 cc ke 800 cc pada 2007 membuat pengembangan elektronik menjadi hal penting pada paket motor secara keseluruhan. Tentu saja dengan biaya pengembangan dan manajemen elektronik yang semakin mahal.
Kombinasi antara berbagai sensor mesin, injeksi bahan bakar, dan sistem pembakaran elektronik mengubah kontrol kendaraan yang sebelumnya diserahkan pada bahan bakar ke dinamika manajemen mesin. (cak/ang)