LAHAT - Aksi brutal Efendi Yusuf (61), dan Topan Afandi (25), serta beberapa orang lainnya yang masuk daftar pencarian orang (DPO), terhadap korban Pelda Ahmad Darmawan, anggota Kodam II/Sriwijaya, harus dibayar mahal. Efendi Yusuf dan putranya Topan, dihukum masing-masing tujuh tahun penjara atas penganiayaan terhadap Ahmad Darmawan.
Kedua warga Desa Batu Pance, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang ini, dinyatakan bersalah oleh majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Lahat diketuai Christo EN Sitorus SH MHum, dengan melanggar pasal 170 ayat 2 ke-2 KUHP. Putusan majelis hakim dibacakan sore kemarin (03/04), lebih tinggi dibandingkan tuntutan JPU Kejari Tebing Tinggi Rosandi SH, yang menuntut bapak dan anak ini empat tahun penjara.
Kedua terdakwa yang melakukan penganiayaan terhadap Ahmad Darmawan, dengan mendatangi kediaman korban. Setelah mendengarkan putusan dengan berkas terpisah, kedua terdakwa dan JPU menyatakan pikir-pikir atas putusan tersebut. “Terdakwa secara sah dan meyakinkan telah melakukan penganiayaan, hingga menyebabkan luka berat terhadap korban,” demikian poin putusan majelis hakim.
Kedua terdakwa diseret ke meja hijau setelah melakukan penganiayaan terhadap Ahmad Darmawan, sekitar pukul 16.00 WIB, Senin 28 Oktober 2013 lalu. Sedangkan aksi penganiayaan sendiri dilatarbelakangi sengketa tapal batas lahan perkebunan antara terdakwa dengan korban. Awalnya, anak terdakwa Efendi Yusuf atau saudara dari Topan bernama Imam Farois, panen tandan buah segar (TBS) kelapa sawit, diatas lahan yang disengketakan, di wilayah Desa Batu Pance. Usai panen, Imam dicegat anak buah Ahmad Darmawan yang melarang menjual TBS tersebut.
Karena Imam tetap membandel, membuat anak buah Ahmad Darmawan membacoknya, hingga mengalami luka-luka. Mendapat informasi itu, Efendi Yusuf, Topan dan beberapa rekannya mendatangi kediaman Ahmad Darmawan, di Desa Rantau Tenang, Kecamatan Tebing Tinggi. Salah seorang yang turut mendatangi rumah korban Ahmad Darman bernama Agung (DPO), langsung menerjang pintu kamar tempat korban Ahmad Darmawan tidur. Kemudian tubuh Ahmad Darmawan diseret keluar kamar, selanjutnya dihujami bacokan, hingga mengalami empat luka bacok di bagian kepala, dan satu luka bacok lengan kanan.
Tidak hanya menghujami kepala korban dengan bacokan senjata tajam jenis parang, kedua terdakwa dan rekan-rekannya yang lain juga memukuli tubuh korban dengan kayu dan tangan. Dengan kepala penuh luka dan bermandi darah, korban Ahmad Darmawan berhasil lari dari dalam rumah. Dengan kondisi luka parah, Ahmad Darmawan menyelamatkan diri ke rumah Kapolres Empat Lawang. Akibat luka serius yang dideritanya itu, korban Ahmad Darmawan harus dirawat inap di rumah selama 50 hari.
Sementara pantauan Palembang Pos di PN Lahat, suasana sidang dengan agenda pembacaan putusan itu, mendapat pengawalan ketat dari personel Polres Lahat. Puluhan personel berpakaian lengkap dan pakaian preman, berjaga-jaga disekitar ruang sidang. Ditambah personel Subdenpom Lahat, ikut melakukan penjagaan di luar dan dalam ruang sidang. (rif)