IB I - Mantan Wakil Gubernul Sumsel Eddy Yusuf, dan Yulius Nawawi Bupati OKU berstatus aktif, sekaligus terdakwa kasus dugaan korupsi dana Bansos Ormas OKU, kemarin, memilih tak menyalurkan aspirasinya sebagai warga negara alias golput dalam pemilu legislatif yang berlangsung, Senin (9/4). Keduanya, saat ini sedang sakit, sehingga tidak bisa ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).
"Eddy Yusuf dan Yulius sampai sekarang masih didalam sel blok F, bersama beberapa terpidana dan terdakwa kasus korupsi lainnya. Keduanya mengaku sedang tak enak badan, dan enggan pergi ke TPS," jelas Kepala Rutan Klas 1 Pakjo Julius Syahruza SH MH.
Menurut Julius, di Rutan klas 1 A Pakjo yang dihuni ribuan tahanan beragam kasus ini, terdapat tiga buah TPS yaitu TPS 43,44,45 yang siap menampung aspirasi penghuninya.
"Kali ini kita dirikan tiga TPS guna proses kelancaran pemungutan suara di rutan Pakjo. Ditambah lagi dengan kapasitas yang sedemikian padat, kita tentunya harus ekstra dalam melakukan pemungutan suara," tegas Julius.
Untuk mata pilih di TPS 43, lanjut dia, ada 552 orang, TPS 44 sebanyak 537 orang dan TPS 45 sebanyak 502 orang. Angka itu sudah termasuk petugas Rutan yang melakukan pemungutan suara di Rutan Pakjo.
"Yang milih disini bukan hanya penghuni rutan, melainkan ada juga petugas dan pegawai serta beberapa warga lingkungan Rutan Pakjo,"jelasnya.
Ditambahkan Julius, dirinya berharap walaupun para penghuni rutan sedang menghadapi masalah hukum, namun di balik itu mereka haruslah menyalurkan aspirasinya sebagai warga negara yang baik.
"Saya harapkan untuk para penghuni Rutan Pakjo untuk menjalankan haknya dengan menyalurkan aspirasi sesuai hati nurani masing-masing dalam pemilihan legislatif ini," tegasnya.
Pantauan Palembang Pos, suasana di dalam rutan tertib dan kondusif. Ribuan penghuni Rutan menyalurkan aspirasinya dengan bersemangat. Ini terlihat jelas dari penampilan mereka yang rapi dan sudah memenuhi 3 TPS yang tersedia di dalam lingkungan ruang sel tahanan Rutan pakjo klas 1 A Palembang, sejak pagi.
Sementara itu, berdasarkan hasil penghitungan cepat yang dilakukan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI), untuk sementara perolehan suara PDI Perjuangan lebih unggul dari partai politik lainnya.
Demikian dikatakan Kepala RRI Palembang, Agung Susatiyo, Rabu, (9/4) kemarin. Menurutnya, sampai pukul 19:25 WIB, jumlah suara yang masuk sebanyak 70,64 persen dengan rincian suara Nasdem 6,24%, PKB 8,38%, PKS 5,87%, PDI P 16,75%, Golkar 16,50%, Gerindra 13,38%, Demokrat 10,14%, PAN 9,68%, PPP 3,68%, hanura 5,58%, PBB 2,96% dan PKPI 0,86%.
Dikatakan Agung, untuk melakukan penghitungan cepat ini, RRI Palembang telah menyebarkan 64 relawan ke seluruh kabupaten/kota se- Sumsel, yang penyebarannya disesuaikan dengan jumlah DPT dan TPS yang ada di daerah.
”Untuk Palembang disebar di 13 TPS, Pagaralam 1 TPS, OKU 2 TPS,OKI dan OKU Timur 6 TPS, Lubuk Linggau 2 TPS, Mura 4 TPS, Muara Enim 5 TPS, Prabumulih 1 TPS, Lahat 3 TPS, Empat Lawang TPS. Bayuasin 7 TPS, Muba 6 TPS, OKUS 3 TPS dan OI 4,” terangnya.
Menurut Agung, penghitungan cepat yang diumumkan masih dalam sekala nasional. Sementara untuk Sumsel bisa diakses di www. RRI co.id atau datang secara langsung ke gedung RRI Palembang.
Sementara Ketua DPD PDI Perjuangan, Eddy Santana pada pemilu legislaif kemarin menyalurkan hak suaranya di TPS 1, kelurahan Bukti Kecil dekat kediamannya. Eddy datang bersama istri pukul 10.30 WIB.
Eddy mengatakan, pihaknya optimis akan meraup suara sekitar 25-30 persen suara. Sedangkan di pulau Jawa lebih dari itu.
Rinciannya, lanjut dia, kursi DPR RI minimal 4 kursi, kemudian DPRD Sumsel dari 11 menjadi 16 kursi, DPRD Kota dari 7 kursi menjadi 10 kursi.
“Basis PDI P masih berada di kabupaten besar di Sumsel. Seperti Musi Rawas, Musi Banyuasin, Muara Enim, Prabumulih, Lahat, OKU Induk, OKI, OKI Timur dan daerah lainnya,” paparnya.
Terkait dengan hasil quick count, Eddy mengaku, sangat bersyukur. Karena PDI Perjuangan bisa berada di urutan pertama. “Tapi itu kan masih versi quick count, kita tunggu hasil resmi. Saya juga sudah memberi pembekalan dengan saksi untuk terus mengawal suara,” paparnya.
Terpisah, Gubernur Sumsel H Alex Noerdin mengimbau, kepada masyarakat Sumsel untuk menjaga kedamaian pada jalannya pemilihan legislatif. Sebab, Sumsel merupakan milik semua yang wajib dijaga keamanannya. Demikian diungkapkan Alex usai melakukan pencoblosan di TPS 04 Kelurahan Talang Semut, Rabu (9/4).
“Apapun hasilnya terima dengan ikhlas, jangan stres dan jangan frustasi, apalagi marah-marah. Ini Pileg damai, dan saya harapkan di Sumsel juga damai. Saya sudah keliling ke beberapa daerah, dan alhamdulillah berjalan damai,” kata Alex.
Sebelum melakukan pencoblosan, Alex didampingi istri tercinta Ny Eliza serta anak-anak, Dodi Reza, Tia Yufada dan Lury serta cucu kembarnya tiba di kediaman Jalan Merdeka Nomor 23B Palembang sekitar pukul 09.00 WIB dari Griya Agung. Tak lama kemudian, mereka menuju TPS 04 Kelurahan Talang Semut yang berada di depan kediaman mereka.
Dengan mengenakan kemeja serba putih, Alex dan keluarga menuju meja pendaftaran. Mereka pun mendapatkan nomor antrian 59, 60, 61, 62 serta 63, kemudian mereka dipersilahkan untuk menunggu di tempat yang sudah disediakan. Awalnya, Alex tidak ingin menempati kursi yang disediakan panitia, dengan alasan kebersamaan dirinya ingin duduk berbaur dengan warga. “Janganlah dibeda-bedake, samo bae kami ini,” katanya kepada panitia.
Namun, lantaran tempat duduk yang tersedia tidak memenuhi, akhirnya mereka pun menduduki kursi yang telah disediakan panitia yakni berada di barisan depan. Tak lama kemudian, merekapun mendapatkan giliran untuk mencoblos dan menuju ke bilik suara. Sebelum mencoblos, Alex dan istri menunjukkan surat suara yang belum dicoblos kepada awak media.
Setelah melakukan pencoblosan, Alexpun menuju kotak suara untuk memasukkan surat suara yang telah dicoblosnya. Lagi-lagi, Alex menyapa sejumlah awak media yang mengabadikan momentum mereka memasukkan surat suara ke kotak suara. Setelah itu, mereka mencelupkan jari kelingking dengan tinta. “Nak jari yang mano kiro-kiro dicelupke ni,” candanya dengan petugas yang disambut tawa warga.
Disisi lain, pileg di kawasan Kota Palembang diwarnai dengan kurang pengamanan kotak suara. Seperti di TPS 38 dan TPS 43, di Kelurahan Sukajaya Sukawinatan, kotak suaranya tidak terkunci bahkan tidak nampak aparat kepolisian yang berjaga.
Ketua KPPS TPS 38, Hanafi saat dibincangi menjelaskan, sejak pendistribusian yang dilakukan, sejumlah kotak suara kardus dan bilik suara diterima oleh KPPS tidak memiliki kunci atau segel.
“Untuk logistik yang diterima panitia TPS 38 ini, sesuai dengan apa yang sudah diserahkan, memang tidak ada gembok atau kunci segel kotak suara ini, kami juga kebingungan tapi itulah adanya,” ungkapnya.
Senada dengan hal tersebut, PAM TPS tersebut Rian Dwi anggara mengeluhkan hal yang sama, selain kerawanan kotak suara kardus tersebut, pihaknya juga mempertanyakan aparat kepolisian yang tidak berada di tempat.
“Kita mendapat arahan memang untuk 1 polisi berjaga di 3 TPS, tapi sampai sore penghitungan suara polisi tidak ada yang berjaga, kami juga kewalahan takut adanya kericuhan, apalagi kotak suara ini tidak disegel,” cetusnya.
Hari ini Panitia Pemungutan Suara (PPS) di jajaran
KPU Kabupaten/kota di Sumatera Selatan mulai merekap hasil penghitungan suara dari Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS). Sesuai jadwal, rekapitulasi akan berlangsung hingga 15 April 2014 mendatang.
Komisioner KPU Sumsel divisi Sosialisasi Ahmad Naafi kepada wartawan usai melaksanakan hak pilihnya di TPS 2 Kelurahan Kayuara Kecamatan Sekayu, Rabu (9/4) mengatakan, interval waktu yang diberikan kepada PPS untuk merekapitulasi hasil perhitungan suara yang telah disampaikan oleh KPPS berakhir hingga 15 April 2014 mendatang. Menurut Naafi rekapitulasi ini wajib dilaksanakan dan tidak bisa langsung di rekapitulasi di tingkat PPK seperti Pemilu 2009 lalu.
"Memang rekapitulasi ada yang mau dibawa langsung ke PPK namun kami jelaskan harus di rekap di PPS dulu dengan interval waktu hingga 15 April 2014 sesuai peraturan KPU, dan bagi yang sudah merekap di tingkat PPS dapat langsung disampaikan ke PPK yang rekapitulasi di tingkat PPK bisa dimulai 13 April 2014 hingga 17 April 2014," katanya.
Mengenai hasil perhitungan cepat yang sudah dilaksanakan oleh sejumlah lembaga survey, naafi mengatakan perhitungan dan penetapan resmi tetap dilakukan di KPU. Dimana rekapitulasi dan penetapan penghitungan suara tingkat kabupaten/kota, setelah menerima penyampaian dari PPK, sedangkan di KPU Kabupaten/Kota mulai tanggal (19- 21/4), pengumuman rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat kabupaten/kota (20-22/4) dan penetapan hasil perhitungan suara tingkat provinsi (22/4). (del)