Written by Administrator
|
Wednesday, 23 April 2014 14:39 |
Jakabaring - Pemandangan menarik terjadi di dalam stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, kemarin sore, saat laga Sriwijaya FC kontra Persita berlangsung. Stadion yang jadi kebanggaan masyarakat Sumsel ini tampak sepi. Pantauan Palembang Pos, dengan kapasitas penonton maksimal hingga 40.000, diperkirakan yang datang ke stadion tidak mencapai 5.000 penonton. Akibatnya, suasana hiruk pikuk yang bisa memacu semangat para pemain, tidak terlihat sama sekali. Robi, bagian keuangan Sriwijaya FC menjelaskan, pihaknya belum mendapat data resmi dari Kiostix selaku pengelola tiket pertandingan. Namun diperkirakannya, jumlah penonton yang hadir saat laga Sriwijaya FC kontra Persita, tidak mencapai 5.000 orang. “Saya perkirakan jumlahnya tidak mencapai 5.000 orang. Mungkin untuk nominal penghasilan, maksimal Rp 50 juta. Itupun penghasilan kotor, belum dipotong fee Kiostix dan biaya panpel,” jelas Robi. Menurut Robi, Kiostix mengambil keuntungan 20 hingga 30 persen penghasilan dari penjualan tiket. Sementara untuk biaya panpel, mencapai Rp 40 juta. Sedangkan Manajer SFC Robert Heri memiliki alasan tersendiri perihal sepinya penonton di stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring. Pengamatannya, kerusuhan yang kerap terjadi antar suporter, menjadi penyebab utama. “Masyarakat jadi takut nonton langsung ke stadion. Soalnya takut kena imbas dari kerusuan supporter,” jelasnya. Robert mengaku cukup prihatin dengan kondisi yang terjadi. Menurutnya, kerusuhan suporter bisa membawa dampak negatif secara luas bagi Sriwijaya FC. “Minimnya penonton tentu membuat suasana stadion kurang semarak. Otomatis juga bisa mengurangi semangat para pemain. Semoga suporter bisa lebih dewasa dalam mencintai Sriwijaya FC,” imbuhnya. (kie)
|