POLRESTA – Satres Narkoba Polresta Palembang, kembali menuai sukses. Setelah mengungkap peredaran 3 kilogram sabu, Rabu (30/04), lantas Kamis (01/05), pukul 17.00 WIB, kembali menggagalkan peredaran 4 kantong atau 2.000 butir inek warga hijau muda logo omega. Ribuan butir inek itu diamankan dari tersangka berinisial Ky (39), selaku kurir, dan Rt (35), selaku bandarnya. Kedua tersangka ditangkap, saat melintas di simpang empat lampu merah Sekojo, Kecamatan Kalidoni. Keduanya diduga hendak mengedarkan inek itu ke sejumlah tempat hiburan malam di Palembang.
Ky yang merupakan seorang pria mengendarai motor Yamaha RX King tanpa pelat Nopol, membonceng sang Bandar Rt yang merupakan seorang perempuan, hingga disergap polisi di lokasi penangkapan. Meski sempat mendapat perlawanan, Unit III Satres Narkoba, berhasil menangkap kedua tersangka yang sudah diincar selama sepekan tersebut. Barang bukti diamankan dari kantong jaket tersangka Ky, warga Lorong Bersama, Kecamatan Kalidoni.
Menurut tersangka Ky, dirinya hanya disuruh Rt mengantarkannya ke Kalidoni. “Aku cuma dimintai tolong Rt, untuk mengantarkannya ke Kalidoni. Kepada siapa barang akan diantarkan, saya tidak tahu, karena kami masih tetangga sama Rt. Soal upah juga saya belum tahu, dan baru sekali ini saya berurusan seperti ini,” elak pria yang kesehariannya sebagai montir bengkel motor ini.
Tersangka Rt yang diduga Bandar ini, mengaku tak tahu narkoba dari mana. Namun dirinya mengakui sedang berboncengan motor dengan Ky, saat diamankan polisi. “Tidak tahu barang ini dari mana, saya hanya disuruh ngantar,” singkat Rt sambil menutup mulut dan wajahnya.
Kapolresta Palembang Kombes Pol Sabaruddin Ginting SIk MSi, melalui Kasat Res Narkoba Kompol Suryadi SIk menegaskan, pihaknya telah meringkus bandar dan kurir narkoba jenis ekstasi, yang disinyalir berasal dari Aceh. “Setelah kita selidiki, kita ketahui kedua pelaku merupakan bandar dan kurir narkoba lintas provinsi, yang bertugas memasok narkoba jenis ekstasi ke wilayah Sumsel. Untuk keterkaitan dengan 3 kilogram sabu yang diungkap sebelumnya, masih dalam penyelidikan. Ekstasi 2.000 butir ini kita perkirakan nilainya sekitar Rp 600 juta,” terang Ginting.
Perwira dengan melati tiga di pundaknya ini memastikan barang tersebut, bakal beredar di tempat-tempat hiburan malam. “Tentu, pasti barang ini bisa beredar ke tempat-tempat hiburan malam, namun untuk lokasinya pasti ditutup rapat-rapat jaringan narkoba ini. Maka operasi tempat hiburan pun sudah rutin kita lakukan, mulai yang melati hingga berkelas. Keduanya akan dijerat pasal 112 dan 114 UU No 35 tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman diatas 12 tahun penjara,” tambahnya. (adi)