Palembang - Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Kementerian Perhubungan, Hanggoro Budi Wiryawan mengatakan, lahan selalu menjadi persoalan ketika akan melakukan sebuah proyek. Seperti halnya ketika akan melakukan pembangunan jalur kereta api batubara dari Tanjung Enim ke Tanjung Api Api. Kendati demikian, pihaknya berkomitmen sama dengan Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin, terkait penyelesaian jalur kereta api batubara. "Masalah pembebasan lahan yang melewati hutan lindung kalau bisa dihindari harus dihindari. Kalaupun mendapat izin, harus kita perhatikan dampak ke depannya," ungkap Hanggoro kepada sejumlah wartawan di Griya Agung, Sabtu (24/5). Dalam kesempatan tersebut, berkembang prospek pengembangan jalur kereta api dari Tanjung Enim ke Bengkulu, namun saat ini hanya sebatas wacana. Mengingat cost logistic yang dibutuhkan sangat tinggi. "Dengan jalur kereta api ini diharapkan dapat menekan harga yang kompetitif dan menarik," harap Hanggoro. Sementara itu, Direktur Utama PT Mega Guna Ganda Semesta, Muljadi Sanjaya mengatakan, ada enam kajian yang menjadi perhatiannya untuk membangun jalur kereta api ini. Diantaranya, kajian hukum dan kelembagaan, teknis, kelayakan proyek, lingkungan dan sosial, bentuk kerjasama dalam penyediaan infrastruktur, dan kebutuhan dukungan pemerintah. "Saat ini harga batubara cenderung tidak stabil, hal ini menjadi tantangan bagi kami untuk menekan harga. Karena yang membuat tingginya harga batubara di dunia adalah transportasi yang dinilai masih tinggi," terang Muljadi. Saat ini, potensi batubara Sumsel sekitar 56.520.000 ton dapat tercapai. Pihaknya yakin akan dapat dieksplore dengan terciptanya jalur transportasi khusus batubara ini. Disinggung mengenai kriteria penentuan trase jalur kereta api, kata dia, disesuaikan dengan Rencana Umum Tata Ruang Regional (RUTR) sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 "Jalur kereta api ini menggunakan perbandingan vessel (70.000 dwt dan 100.000 dwt) agar dapat disinggahi dengan kapal-kapal besar. Sejauh 255 kilometer dari Tanjung Enim ke Tanjung Api-Api. Untuk itu kami mengharapkan dukungan dari segala pihak baik dari pemerintah pusat, daerah dan kepala daerah terkait," harapnya. Adapun dukungan lain yang mereka harapkan, seperti pengadaan tanah, insentif perpajakan, peraturan daerah dan lain-lain. Terpisah, Gubernur Sumatera Selatan, H Alex Noerdin menegaskan, dirinya akan turun langsung dalam penyelesaian project pembangunan jalur kereta api batubara dari Tanjung Enim-Tanjung Api Api. Hal tersebut diungkapkannya saat menerima perwakilan PT Mega Guna Ganda Semesta saat melakukan paparan mengenai Feasibility Study terkait Pembangunan Jalan Kereta Api Angkutan Batubara Tanjung Enim-Tanjung Api-Api di Griya Agung Palembang, Sabtu (24/5). "Saya turun langsung, karena melihat banyaknya hambatan dalam periziaan status Tanjung Api Api menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Beberapa waktu lalu, saya menemui Menko Perekonomian untuk segera menandatangani PP terkait KEK TAA. Alhamdulillah, dia berjanji tak akan sampai lima menit akan segera menandatangani PP tersebut," kata Alex. (ety)
|